Berita / Sumatera /
Musim Kemarau Bikin Petani Sawit di Bengkulu Galau; Harga Naik, Produktivitas Jeblok
Bengkulu, elaeis.co - Musim kemarau membuat para petani sawit di Provinsi Bengkulu dilema. Di satu sisi gara-gara kemarau harga TBS sawit merangkak naik, di sisi lain produktivitas kebun menurun.
Kenaikan harga diperkirakan karena turunya produksi CPO imbas dari kurangnya pasokan bahan baku (TBS). Sementara permintaan CPO meningkat yang membuat harga TBS sawit naik.
Menurut Ketua Apkasindo Bengkulu, M Jakfar, musim kemarau yang berkepanjangan telah menghambat pertumbuhan TBS kelapa sawit. Namun, di tengah musim kemarau harga TBS sawit naik.
"Sebetulnya, kita khawatir kemarau berkepanjangan ini. Sebab hasil panen menurun drastis. Walau harga naik," kata Jakfar kepada elaeis.co, Minggu (10/9).
Sementara, Humas PT Bengkulu Sawit Lestari, Idius Safari mengatakan, kurangnya bahan baku sangat merugikan perusahaan.
"Kami akan berjuang memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Tidak dapat dipungkiri, kurangnya bahan baku (TBS sawit) memang membuat harga CPO naik," kata dia.
Permintaan global terhadap produk berbasis kelapa sawit, seperti minyak goreng, margarin, dan biodiesel, terus tumbuh. Situasi ini tentu menciptakan tekanan bagi perusahaan.
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengaku, pihaknya bersama Apkasindo tengah merancang strategi untuk mengatasi hal tersebut demi menjaga kesejahteraan petani.
"Kemarau adalah ancaman serius bagi sektor kelapa sawiti. Kami akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk memastikan ketersediaan bahan baku bagi pabrik dan menjaga stabilitas harga sawit petani," kata Rohidin.
Komentar Via Facebook :