Berita / Komoditi /

Musim Penghujan, Kebun Sawit di Sumsel Terancam Banjir

Musim Penghujan, Kebun Sawit di Sumsel Terancam Banjir

Musim Penghujan, Kebun Sawit di Sumsel Terancam Banjir. Ist


Sumsel, Elaeis.co - Sudah menjadi langganan kebun sawit yang terdapat disejumlah wilayah khususnya di daerah hilir sungai di Sumatera Selatan (Sumsel) terendam banjir. Akibatnya petani tidak dapat menjalankan proses panen bahkan juga mendapatkan hasil panen yang maksimal.

Fungsional Analis PSP Madya Disbun Sumsel, Rudi Arpian mengatakan ada sejumlah wilayah yang merupakan dataran rendah di Sumsel. Salah satunya yakni Kabupaten Banyuasin. Wilayah ini rentan banjir karena memang terletak di dataran rendah dan di kelilingi sungai.

"Memang sulit untuk mencari solusi. Karena ini daerah hilir sungai yang sering meluap jika intensitas hujan tinggi," ujarnya kepada elaeis.co, Rabu (19/1/2022).

Jika sudah banjir khususnya di wilayah perkebunan kelapa sawit kata Rudi, aktivitas petani pasti terganggu. Baik yang hanya untuk melakukan perawatan kebunnya atau bahkan proses panen.

Malah petani cenderung merugi jika banjir itu terjadi. Sebab proses panen tidak dapat berjalan secara maksimal.

Kemudian, buah sawit yang telah dipanen minimal harus diangkat tidak lebih dari 24 jam usai pemanenan.

"Jadi kalau sudah banjir kadang buah hasil kebun itu justru tidak dapat segera dimuat. Karena jalan digenangi air. Apalagi jalan yang belum pengerasan dan sulit dilalui kendaraan," bebernya

Hasilnya kualitas buah kelapa sawit tadi turun. Jika kualitasnya menurun tentu pabrik kelapa sawit (PKS) juga akan menekan harga.

Yang lebih mengiris hati petani lagi, sudah harga rendah kebun pun produksinya menurun (trek). Ditambah lagi biaya perawatan yang terus  melambung lantaran harga pupuk yang juga tinggi.

Kata Rudi, fenomena ini terjadi setiap tahun. Yakni mulai akhir tahun hingga  pertengahan Februari mendatang.

"Kita berharap sepanjang tahun ini harga terjaga di angka Rp3.000 ke atas. Harapan kita ini optimis terjadi seiring meningkatnya permintaan bua kelapa sawit saat ini. Sebut saja dari program hilirisasi seperti menghasilkan solar bahkan bensin belakangan ini," terangnya.

Disamping itu, program peremajaan sawit rakyat (PSR) juga terus berjalan. "Petani masih menunggu 3 tahun ke depan," tandasnya.


 

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :