Berita / Sumatera /
Musim Trek Jangan Disesali, ini Sisi Positifnya
Subulussalam, Elaeis.co - Musim trek adalah siklus yang pasti dialami tanaman sawit setiap tahun. Saat trek, produksi buah jauh berkurang. Itu artinya pendapatan petani juga berkurang.
Saat ini perkebunan sawit di Provinsi Aceh berada pada masa trek. Tidak sedikit petani yang kesal karena panen nge-drop justru di saat harga tandan buah segar (TBS) lagi tinggi-tingginya.
“Memang kalau dibawa ke hati, ya bisa kesal kita menghadapi musim trek ini. Mana harga sedang tinggi. Tapi petani sawit sejati pasti sudah tahu, mulai bulan Juni atau Juli sampai paling lambat November atau awal Desember bakal menghadapi musim trek,” kata Ir Netap Ginting, Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Kota Subulussalam, kepada Elaeis.co, Senin (11/10/2021).
Netap sendiri mengaku hasil kebunnya berkurang sekitar 50 persen. “Normalnya satu hektar menghasilkan satu sampai dua ton TBS,” ungkap pemilik CV Mandiri Aman Sentosa ini.
Dia mengingatkan petani sawit tidak menyesali keadaan, tapi harus melihat sisi positif musim trek. “Sesungguhnya musim trek adalah masa di mana sawit sedang berbunga dan berkembang jadi buah. Itu sekitar enam bulan lamanya. Paling lambat Desember, masaklah buahnya, panen lagilah kita di situ.” tukasnya.
“Siklus biasalah ini, petani sejati tidak boleh mengeluh,” tambahnya.
Agar musim trek yang dihadapi tidak berkepanjangan, tidak sampai enam bulan, dia menyarankan petani merawat kebunnya secara rutin. “Pupuklah minimal setahun dua atau tiga kali,” katanya.
Dengan perawatan dan pemupukan, maka kebutuhan gizi tanaman sawit tetap terpenuhi sehingga akan menghasilkan buah dengan kualitas rendemen yang baik.
“Saya prinsipnya sih begitu. Yakin di bulan Desember atau Januari nanti akan dihasilkan buah dalam jumlah dan kualitas yang baik sehingga akan mendapatkan harga terbaik dari pabrik kelapa sawit,” tutupnya.
Komentar Via Facebook :