Berita / Kalimantan /
NTP Naik, Pendapatan di Subsektor Perkebunan Rakyat Berpengaruh Besar
Palangka Raya, elaeis.co – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (kalteng) mencatat nilai tukar petani (NTP) di daerah itu sepanjang Agustus 2022 mencapai 116,08 atau naik sebesar 4,43 persen dibanding NTP Juli 2022 sebesar 111,16.
Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah Eko Marsoro menjelaskan, NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
“Peningkatan NTP terjadi karena It pada Agustus 2022 naik sebesar 4,02 persen dibanding Juli 2022, yaitu dari 129,44 menjadi 134,64. Sedangkan Ib Agustus mengalami penurunan sebesar 0,39 persen dibanding Juli, yaitu dari 116,44 menjadi 115,99,” jelasnya melalui berita resmi statistik BPS Kalteng.
Peningkatan It terbesar pada Agustus dialami oleh petani sawit yang masuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, nilainya mencapai 6,56 persen. Subsektor Tanaman Pangan juga mengalami peningkatan sebesar 2,92 persen.
“Sedangkan subsektor Hortikultura turun 2,22 persen, Peternakan turun 1,59 persen, dan Perikanan 0,89 persen,” bebernya.
“Pengaruh peningkatan subsektor Pertanian Tanaman Perkebunan Rakyat mencapai 7,00 persen sedangkan subsektor Tanaman Pangan sebesar 3,50 persen,” tambahnya.
Penurunan Ib terjadi akibat fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian oleh petani di perdesaan.
"Hanya subsektor Perikanan yang mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen. Yang lainnya turun, subsektor Tanaman Pangan -0,56 persen, Hortikultura -0,43 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat -0,41 persen, dan Peternakan -0,27 persen," sebutnya.
Dia melanjutkan, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat merupakan penyumbang NTP tertinggi pada Agustus 2022, mencapai 128,38. “NTP Subsektor Hortikultura 116,10, subsektor Peternakan 108,32, subsektor Perikanan 95,77, dan subsektor Tanaman Pangan 95,05,” imbuhnya.
Meski Tanaman Perkebunan Rakyat menjadi pendorong utama naiknya NTP Agustus, namun secara kumulatif sejak Januari lalu NTP subsektor ini mengalami penurunan cukup besar yang mencapai 16,26 persen. Hal ini terjadi akibat anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit beberapa bulan lalu yang sangat mempengaruhi It petani.
“NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada Januari 2022 masih sebesar 129,66, sementara Agustus 2022 hanya 116,08,” urainya.
Komentar Via Facebook :