Berita / Bisnis /
Nuklir Jadi Energi Masa Depan, Batu Bara Gimana?
Jakarta, Elaeis.co - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan ke depan Indonesia akan memanfaatkan tenaga nuklir untuk pembangkit, menggantikan pembangkit listrik berbasis batu bara atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin dalam Webinar 'Mineral for Energy'.
Dia mengatakan, pemanfaatan mineral untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini relevan, seperti energi berbasis nuklir yang bisa dimanfaatkan sebagai energi pengganti batu bara untuk memenuhi kebutuhan listrik.
"Cukup relevan bicara energi berbasis nuklir karena ini akan jadi potensi pengganti energi berbasis batu bara atau fosil," paparnya dalam webinar tersebut, Jumat malam (10/09/2021).
Energi fosil seperti batu bara menurutnya sudah mendapatkan berbagai tekanan dan dikampanyekan untuk dikurangi, sehingga energi fosil sudah tidak lagi menjadi energi masa depan. Namun, menurutnya ini bisa digantikan dari energi baru seperti nuklir.
"Sehingga masa depan ketika tidak lagi gunakan berbasis fosil, nuklir adalah salah satu potensi," lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa RI memiliki banyak sumber daya untuk nuklir. Namun sayangnya, Ridwan belum menyampaikan kira-kira kapan RI akan segera go nuklir.
"Kita memiliki cukup banyak bahan bakunya, energi juga akan murah, sehingga dampak ekonominya akan cukup baik," imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Chrisnawan Anditya memproyeksikan RI akan membangun PLTN setelah tahun 2035.
"Beyond 2035, time frame-nya adalah bagaimana kita bisa mengembangkan energi nuklir," paparnya dalam Bincang-Bincang Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Jumat (23/07/2021).
Menurutnya, RI memiliki potensi dan sumber daya dalam pemanfaatan nuklir untuk kebutuhan pasokan listrik. Dia menyebut, berdasarkan laporan International Atomic Energy Agency (IAEA), dari 19 persyaratan membangun PLTN, tinggal tiga syarat lagi yang harus dipenuhi Indonesia.
"Kita memiliki potensi dan sumber daya. Dan berdasarkan laporan IAEA, dari 19 persyaratan, tinggal tiga persyaratan yang harus dipenuhi RI," jelasnya. CNBC Indonesia
Komentar Via Facebook :