https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

OJK Ingatkan Petani Sawit Bengkulu soal Kejahatan Scamming

OJK Ingatkan Petani Sawit Bengkulu soal Kejahatan Scamming

Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Tito Adji Siswantoro. Ist


Bengkulu, elaeis.co - Petani sawit di Bengkulu diminta waspada terhadap kejahatan scamming. Sebab kejahatan berbasis teknologi ini bisa membuat petani mengalami kerugian besar.

Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Tito Adji Siswantoro mengatakan, banyak modus kejahatan scamming yang dilakukan para penipu saat ini. Para penipu mahir dalam mengecoh korbannya hingga mentransfer uang dengan jumlah yang besar.

"Penipu atau scammer saat ini semakin mahir dalam mengecoh korbannya, dan seringkali tindakan ini berlangsung tanpa disadari, kami minta petani sawit waspada," kata Tito, kemarin.

Menurut Tito, banyak modus kejahatan penipuan yang digunakan scamming. Salah satu modusnya yang perlu diwaspadai iyalah "Phishing," di mana penipu berusaha mendapatkan data pribadi korban, seperti nomor telepon, nomor rekening bank, dan informasi penting lainnya.

"Penipuan dengan modus phising yakni dengan mengirimkan tautan yang menggoda ke petani sawit agar mengungkapkan informasi pribadi mereka, nah dari informasi ini nantinya akan diperoleh data penting seperti pin rekening ATM dan lainnya," tuturnya.

Selain phising, media sosial juga menjadi sarana untuk penipuan dengan modus "Catfish," di mana penipu menciptakan akun palsu dan menyamar sebagai orang yang dikenal. Dengan cara ini, pelaku penipuan mendapatkan lebih banyak informasi yang diinginkan dari korban.

"Ada juga penipuan dengan memanfaatkan media sosial, jadi petani sawit harus hati-hati kalau ada tawaran mencurigakan yang dikirimkan melalui media sosial bisa jadi itu scamming," tuturnya.

Selain itu, ada modus "Donation Scam" di mana pelaku meminta korban berdonasi secara online melalui situs palsu dengan testimonial palsu dan mencatut nama-nama orang terkenal untuk memperkuat tipu daya mereka.

Terakhir, "Cold Call Scam" dilakukan dengan menelepon korban dan mengklaim bahwa komputer korban telah terserang virus atau diretas. Penipu menawarkan bantuan dengan biaya yang harus dibayar oleh korban, padahal program keamanan yang ditawarkan tidak diperlukan.

"Kami berharap para petani sawit di Bengkulu diminta memahami berbagai modus penipuan ini dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Dengan kewaspadaan yang tinggi, mereka dapat melindungi diri dari kerugian yang mungkin timbul akibat kejahatan scamming di internet," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :