https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Orderan Pupuk Berdampak ke Isi Kantong Sopir Truk

Orderan Pupuk Berdampak ke Isi Kantong Sopir Truk

Ngadirin, seorang sopir angkutan pupuk di Kabupaten Siak (Dok.)


Pekanbaru, Elaeis.co - Lonjakan harga sempat menyebabkan permintaan pupuk turun drastis. Tak hanya pedagang, kondisi itu juga membuat pendapatan para sopir truk angkutan barang berkurang.

“Sejak Juli hingga awal September lalu orderan pupuk menurun drastis. Kalau ada angkutan, kami dapat juga pemasukan dari sisa uang jalan. Tapi kalau sepi, ya berarti cuma makan gaji pokok,” kata Ngadirin, seorang sopir angkutan pupuk di Kabupaten Siak, Riau, kepada Elaeis.co, Senin (4/10/2021).

Ayah tiga anak itu sangat bersyukur permintaan pupuk berangsur pulih. “Sekarang angkutan pupuk sudah mulai normal kembali. Mungkin karena harga sawit sedang bagus. Para petani sawit sudah banyak yang memborong pupuk meskipun harganya tidak kunjung turun,” jelasnya.

Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir dialami oleh hampir semua jenis pupuk. “Cuma Dolomit yang masih di kisaran Rp 45 ribu per sak, yang lain naik signifikan,” sebutnya.

Harga pupuk kimia TSP, KCL, Urea dan NPK, katanya, melonjak hingga dua kali lipat.

“Pupuk TSP yang biasanya Rp 280 ribu, sekarang sudah Rp 480 ribu per sak. KCL Mahkota normalnya Rp 240 ribu, sekarang sudah Rp 480 ribu. Urea sudah di kisaran Rp 400 ribu dari awalnya Rp 250 ribu per sak. Pupuk NPK malah sekarang sudah Rp 600 ribuan harganya per sak,” bebernya.


 

Komentar Via Facebook :