https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Panen Perdana Upaya Edukasi ISPO

Panen Perdana Upaya Edukasi ISPO

Petani KUD Sinar Mulia di Desa Penyeladi Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. (Istimewa)


Kalbar, elaeis.co - Hari ini petani kelapa sawit yang tergabung dalam  KUD Sinar Mulia di Desa Penyeladi Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) akan melakukan panen perdana usai mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR) dua tahun silam.

Sedikitnya tahap pertama lahan PSR di Sanggau seluas 101 hektare. Ini ditanam pada 2020 silam. Sedangkan tahap kedua yakni seluas 215 hektare dan tahap tiga 290 hektare yang ditanam pada 2021 lalu.

Menurut, Ketua DPD APKASINDO Sanggau, Mahatir Muhammad panen ini menjadi yang paling pertama di Kabupaten Sanggau. Tentu akan menjadi contoh sert pembuktian terkait program pemerintah tersebut.

Bahkan menurutnya panen perdana ini memberikan edukasi kepada petani terkait sertifikasi ISPO. "Sertifikasi ini akan diberlakukan pada 2025 mendatang. Artinya di tahun itu seluruh petani sudah harus masuk dalam sertifikasi itu," kata dia.

Lanjutnya, untuk itu mau tidak mau, petani harus memperbaiki diri. Salah satu caranya tentu dengan mengajukan PSR.

Memang informasinya, PSR di salah satu kabupaten di Provinsi Kalbar ini masih belum signifikan. Selain minat petani yang masih kurang, pengajuan juga terkendala lantaran adanya aturan yang cukup sulit dipenuhi petani.

"Masalah legalitas lahan Masin menjadi ganjalan. Kemudian ada yang masuk kawasan hutan," paparnya.

Ia berharap, PSR di wilayahnya berjalan lebih maksimal sehingga petani bisa lebih sejahtera.

Rukiman salah satu petani  berharap panen perdana ini menjadi motivasi bagi para petani untuk merawat kebun kelapa sawitnya lebih optimal lagi. Paling tidak juga mendongkrak minat petani untuk mengajukan mengikuti program PSR.

"Kita berharap petani tidak ragu lagi. Sebab terbukti bibit yang digunakan juga bibit unggul," ujarnya.

Kendati begitu, Rukiman meminta lewat panen perdana ini pemerintah lebih memperhatikan nasib para petani. Sebab sejak beberapa waktu lalu harga TBS petani khususnya di desanya masih cukup rendah.

"Harganya saat ini masih Rp1.600/kg.  Cukup rendah sebelum anjlok beberapa waktu lalu. Memang mulai merangkak naik," tuturnya.

Selain itu ia juga meminta perusahaan mitra ikut berkontribusi dalam sektor sarpras. Seperti dalam  perawatan jalan kebun.

Komentar Via Facebook :