https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Pas Ditegur Gubernur, TBS Laku Sesuai Harga Standar

Pas Ditegur Gubernur, TBS Laku Sesuai Harga Standar

Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Azanudi (Dok.)


Medan, Elaeis.co - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh merasa sudah berusaha maksimal menyikapi keluhan petani sawit swadaya terkait rendahnya harga pembelian tandan buah segar (TBS) oleh pengusaha pabrik kelapa sawit (PKS).


“Kami melakukan kunjungan berkala ke PKS-PKS yang ada guna memonitoring harga TBS di lapangan,” kata Sekretaris Distanbun Aceh, Azanudi, kepada Elaeis.co, Senin (12/7).


Menurutnya, Distanbun Aceh beberapa kali langsung mendatangi PKS yang dilaporkan membeli TBS jauh lebih rendah dibandingkan harga resmi yang ditetapkan pemerintah. “Kabupaten Nagan Raya dan Kota Subulussalam itu memang sering kali harga TBS-nya jauh lebih murah,” jelasnya.


Distanbun Aceh juga merundingkannya dengan pemerintah daerah setempat untuk menangani permasalahan tersebut. “Persoalan ini tidak bisa hanya ditangani provinsi. Pemilik wilayah pun harus tahu persoalan ini. Kami berharap kawan-kawan di kabupaten dan kota maulah fight dalam persoalan harga TBS ini,” ucapnya.


Saat Gubernur Aceh dijabat oleh Pelaksana Tugas (plt) Nova Iriansyah MT, pernah dilayangkan surat teguran ke sejumlah PKS di Aceh yang menerapkan harga TBS jauh di bawah harga standar.


“Surat teguran itu dikeluarkan tahun 2019. Untuk beberapa saat, para pengusaha PKS mematuhi isi surat tersebut,” ungkapnya.


“Di media kami lihat tak ada lagi gejolak soal harga TBS ini. Juga laporan di lapangan melalui WA dan lainnya menyebutkan harga TBS sudah baik. Tapi tak lama setelah itu, kembali lagi harga TBS tak bisa dikontrol,” bebernya lagi.


Menurutnya, momen hari besar, apalagi dibarengi dengan libur bersama, kerap dimanfaatkan PKS untuk menekan harga TBS. “Saat libur lebaran, misalnya, harga TBS makin turun. Itu terjadi karena banyak PKS yang memilih untuk ikut libur. Sedikit PKS yang buka saat libur,” sebutnya.


Sayangnya, meski sudah tahu tabiat pemilik PKS, petani sawit sering kali memaksakan diri memanen TBS yang belum cukup kematangannya. “Alasan petani, mereka butuh uang,” katanya.

Alhasil, harga pun makin jatuh karena kualitas TBS yang dijual petani jauh dari ekspektasi. “Situasi ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan susah dicari solusinya,” tandasnya.

Komentar Via Facebook :