https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Pasokan TBS Masih Kurang, PSR Terus Didorong

Pasokan TBS Masih Kurang, PSR Terus Didorong

Ilustrasi panen sawit (Facebook)


Jakarta, Elaeis.co - Pasokan bahan baku berupa tandan buah segar (TBS) kepala sawit ternyata masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan industri sawit di Kalimantan Selatan (Kalsel). Untuk mengatasinya, Kalsel masih terus mendatangkan sawit dari luar daerah. 

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (disbunak) Kalsel, drh Hj Suparmi, membenarkan hal itu.

“Baru sekitar 70 persen yang bisa dipenuhi, sisanya didatangkan bahan baku kelapa sawit dari luar,” katanya, dikutip BanjarmasinPost.co.id.

Menurutnya, solusi untuk persoalan bahan baku adalah peningkatan produktifitas kebun petani sawit. Itu sebabnya Disbunnak Kalsel terus mendorong agar petani sawit meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi TBS melalui Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Melalui Program PSR tahun 2021, diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan pabrik sawit hingga 90 persen di masa mendatang.

“Kita terus dorong pekebun sawit agar mengikuti PSR. Tahun ini Kalsel ditargetkan melakukan peremajaan 3.500 hektar kebun sawit, namun ditantang hingga 5 ribu hektar lebih oleh BPDPKS,” bebernya.

Untuk diketahui, tahun 2021 ada 5 daerah yang mengikuti program PSR yaitu Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Banjar, serta Batola.

Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar berharap Disbunnak menyiapkan langkah strategis guna meningkatkan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. 

“Sektor perkebunan memiliki peran strategis dalam pembangunan karena selain penyumbang devisa terbesar kedua, juga mampu menyerap banyak tenaga kerja, PDB, pusat pertumbuhan ekonomi, sekaligus pelestarian lingkungan,” katanya.

Dia juga meminta instansi tersebut memberi perhatian pada upaya meningkatkan sarana dan prasarana perkebunan sekaligus SDM di sektor perkebunan. Juga percepatan penerapan ISPO untuk percepatan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan di mana saat ini sudah 23 PKS yang bersertifikat ISPO dari 40 PKS yang ada di daerah itu.

Prof Hesti Heryani, peneliti Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengatakan, banyak keuntungan ekonomis yang didapatkan para pekebun atau petani bila mengikuti program PSR.

“Sistem implementasi rantai pasok kelapa sawit juga mendorong digitalisasi usaha perkebunan guna mendukung era industri 4.0 yang dicanangkan pemerintah pusat,” katanya.

Diharapkan nanti tak ada lagi petani swadaya yang terabaikan pemerintah melalui digitalisasi perkebunan tersebut.

Komentar Via Facebook :