https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Pelabuhan Teluk Tapang Diplot Jadi Penopang Ekspor dari Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Tapang Diplot Jadi Penopang Ekspor dari Teluk Bayur

Perjanjian sewa dermaga antara PT Gamindra Mitra Kesuma (GMK) dengan KSOP Kelas II Teluk Bayur disaksikan oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi (berpeci). foto: Diskominfotik Sumbar


Padang, elaeis.co - Gubernur Sumatera Barat (sumbar), Buya Mahyeldi, mengapresiasi langkah perusahaan pertambangan PT Gamindra Mitra Kesuma (GMK) yang beroperasi di Kabupaten Pasaman Barat (pasbar) menyewa dermaga serta fasilitas pendukung di Pelabuhan Teluk Tapang, Air Bangis.

Perjanjian Sewa Barang Milik Negara Berupa Bangunan Dermaga dan Fasilitas Pendukung di Pelabuhan Teluk Tapang sudah ditandatangani Direktur Utama PT GMK, Tatwa Dhairya S, dengan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Teluk Bayur, Wigyo, di Komplek Gubernuran Sumbar.

Perjanjian sewa meliputi causeway seluas 217,5 M², Bangunan Sisi Kanan Trestle 85,5 M², dan Dermaga sepanjang 12 x 1,5 atau seluas 18 M², untuk digunakan sebagai fasilitas pelabuhan dalam rangka mendukung kegiatan PT GMK.

Gubernur Mahyeldi berharap kerja sama ini bisa lebih optimal dan akan menjadi bahagian yang mendorong perekonomian masyarakat Pasbar.

"Saya mengapresiasi kerja sama ini karena fasilitas Pelabuhan Teluk Tapang, khususnya pada sisi laut yang telah selesai pembangunannya 100 persen, akhirnya dimanfaatkan. Teluk Tapang memang jadi perhatian utama kita sebab selama ini belum termanfaatkan secara maksimal," jelasnya melalui keterangan resmi Diskominfotik Sumbar.

Dia mengaku berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Sumbar untuk menunjang konektivitas ke Pelabuhan Teluk Tapang. Diantaranya pembukaan jalan akses sepanjang 43,167 Km yang menghubungkan Bunga Tanjung dengan Pelabuhan Teluk Tapang. Sejauh ini pembangunan jalan akses yang sudah selesai sepanjang 19 Km, sisanya sedang berproses dan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR dengan skema multi years TA 2022- 2024.

Pempro Sumbar juga telah membangun 2 unit jembatan, 4 unit lagi akan dibangun menggunakan anggaran pada tahun 2023-2024.

"Jalur ini nantinya akan menyambung ke Sumut sehingga akan menunjang optimalisasi pengembangan 30 ribu hektare kawasan potensial di Pasbar. Kita juga telah menjajaki kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi, mudah-mudahan lancar sehingga bisa lebih optimal. Tak ada artinya pemerintah membangun jika tak memberikan manfaat pada masyarakat," lanjutnya.

 

Wigyo mengakui kerja sama ini akan mengoptimalkan fungsi Pelabuhan Teluk Tapang sekaligus akan membantu mengurangi antrian kapal dan stockpile di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.

"Pelabuhan Teluk Tapang kita dorong untuk jadi penopang Pelabuhan Teluk Bayur. Kalau sekarang cargo stay dan port stay tinggi, dengan adanya optimalisasi Teluk Tapang, akan mengurangi antrian dan penumpukan barang sehingga faktor efisiensi dan efektifitas bisa tercapai," paparnya.

Keuntungan lain menurutnya adalah potensi berkurangnya trucking angkutan CPO dari Pasbar ke Teluk Bayur.

"60 persen CPO di Teluk Bayur berasal dari Pasbar. Dengan kata lain, Pelabuhan Teluk Tapang nantinya juga bisa melakukan ekspor langsung hasil perkebunan sawit dengan sistem Ship to ship transfer (STS) dari kapal tongkang ke kapal besar," jelasnya.

Hal serupa juga disampaikan Tatwa. Menurutnya, Pelabuhan Teluk Tapang sangat strategis untuk menghemat dan membantu menunjang transit pengiriman hasil produksi. Karena jika lewat Teluk Bayur yang jaraknya 300 km lebih dari Pasbar, sangat jauh dan membutuhkan waktu lama.

"Untuk saat ini mungkin baru perusahaan kami yang akan merasakan kemudahan pengiriman produk. Tapi ke depannya tidak hanya biji besi yang bisa diekspor lewat Teluk Tapang, tetapi juga produk hasil perkebunan lainnya seperti sawit," sebutnya.
 

Komentar Via Facebook :