Berita / Iptek /
Pembuktian Dari Sudut Katamso
Walau tubuhnya mulai terasa lelah, Sidik Purnomo langsung sumringah saat disodori Inova berstiker kuning bertuliskan "Road Test Biodiesel B50 Sawit" itu. Di dalam mobil anyar itu, kaki lelaki 46 tahun ini langsung menekan pedal gas dan mobil automatic keluaran 2018 itu pun langsung melesak kencang.
Rekannya Mismin, hanya senyam-seyum menengok dari belakang. Lelaki 50 tahun ini sudah tahu betul gimana rasanya mengemudikan Inova tadi. Sebab dia yang pertama memakai mobil itu, barulah dia diserahi Inova automatic berbahan bakar Biodiesel industry (B20).
Tapi yang membikin Mismin heran, saat melesak, knalpot Inova B50 itu tidak mengeluarkan asap hitam layaknya kendaraan diesel pada umumnya. "Wahhh, baru tahu saya...," gumamnya.
Senin sore akhir Januari 2019, dua unit Inova sesama keluaran tahun 2018 itu sudah kembali kinclong dan nangkring di pelataran parkir Auto 2000 Amplas Medan.
Nangkring setelah keduanya 10 hari melanglang buana dari Medan Sumatera Utara (Sumut) menuju kawasan Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Bogor Jawa Barat (Jabar) hingga tiba kembali di Medan, Senin dini hari itu.
Di hanggar bengkel besar itu, Teknical Leader Auto2000 Amplas, Andiarto, menyodorkan secarik kertas kepada Muhammad Ansori Nasution yang sedang menunggu. "Ini perbandingan kondisi fitback injection antara Inova yang memakai B50 dan Bio Solar," kata Andiarto. Inova tadi sama-sama bersilider 2.4 dan automatic meski inova berbahan bakar B50 seri G dan yang satu lagi seri V.
Researching Of Engineering & Environmental Management Technology Indonesian Oil Palm Research Institute (IORI), atau Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan ini langsung memelototi angka-angka di kertas itu. Inova B50; -0,2 0,1 0,0. Sementara Inova biosolar; 0,2 0,5 dan 0,7.
"Standar Fitback injection itu antara -3 hingga 3. Kedua mobil masih sama-sama berada pada standar fitback tadi. Tapi jika dalam jangka waktu lama, injection mobil yang menggunakan bahan bakar biosolar akan lebih cepat butuh perawatan dibanding mobil yang memakai bahan bakar B50. Sebab itu tadi, kotoran akan lebih cepat muncul pada injection biosolar dibanding B50. Khusus B50, meski sudah menempuh jarak 5000 kilometer, fitback injectionnya tetap stabil dan bahkan sampai pada level 0,0. Ini artinya, tidak ada kotoran pada injection meski sudah menempuh jarak sejauh itu," Andiarto ngomong panjang lebar.
Mendengar itu Ansori mengingat-ingat sesuatu lalu mengutak-atik handphonenya. Matanya menengok hasil dyno tes (hasil pengujian performa maksimal engine) saat dua kendaraan tadi sudah menempuh jarak 2300 kilometer.
Bersambung...
Komentar Via Facebook :