Berita / Nusantara /
Pemerintah Diminta Bawa Petani Belajar Sawit ke Malaysia
Bengkulu, elaeis.co - Produktivitas kelapa sawit di Bengkulu masih rendah. Rata-rata petani sawit di daerah ini hanya mampu menghasilkan tandan buah segar (TBS) sebanyak 1,5 ton per hektare.
Warga Kabupaten Seluma yang pernah bekerja sebagai pemetik TBS kelapa sawit di Malaysia, Antoni Salim (45) mengatakan, produktivitas kelapa sawit di Bengkulu kalah jauh jika dibandingkan dengan Malaysia.
"Di sana bisa menghasilkan 10 ton hingga 12 ton TBS per hektarenya. Jelas kalah yang di sini," kata Antoni, kemarin.
Menurutnya, produksi kelapa sawit di Malaysia bisa sangat tinggi karena pemilik kebun tidak pelit dengan pupuk baik pupuk kimia maupun organik.
"Kalau saya lihat, di sana itu rutin memberikan pupuk ke pohon kelapa sawit, bahkan sebulan bisa sampai dua kali. Tapi tidak semuanya kimia, diselang seling dengan organik," ungkapnya.
Petani di Malaysia memupuk sawit dengan sistem kocor, tidak ditabur seperti kebanyakan yang dilakukan oleh petani di sini. "Saya bekerja di Malaysia pada tahun 2004 silam, saat itu mereka sudah pakai sistem kocor," bebernya.
Pulang dari Malaysia, Antoni menerapkan sistem pemupukan tersebut di kebun sawitnya. "Hasilnya tidak sama, per hektare hanya mampu memproduksi TBS kelapa sawit sebanyak 3 ton," sebutnya.
Dia menduga tidak maksimalnya hasil panen disebabkan faktor bibit. "Kemungkinan besar varietas sawit yang ditanam di sana sangat mempengaruhi hasil panen. Sebab pemilik kebun sawit di Malaysia selalu merahasiakan jenis bibit kelapa sawit yang mereka gunakan," paparnya.
"Kita tidak tahu varietas sawit apa yang digunakan di sana, kemungkinan yang mereka punya lebih baik dibandingkan di sini," tambahnya.
Ia mengaku kebun sawitnya yang telah berumur kurang lebih 8 tahun menggunakan bibit varietas DxP Simalungun.
"Namun, produksi rata-rata hanya sampai 3 ton per hektare. Mungkin pemerintah bisa mengajak petani untuk belajar ke Malaysia biar tahu apa rahasia mereka sehingga menghasilkan TBS yang cukup banyak," tutupnya.
Komentar Via Facebook :