Berita / Nasional /
Pemerintah Diminta Perbesar Ruang Anggaran Pupuk Organik
Jakarta, elaeis.co - Direktur Eksekutif Indef, Ahmad Tauhid, mendorong pemerintah untuk memperbesar alokasi anggaran bagi pengelolaan pupuk organik. Langkah ini penting dilakukan mengingat bahan-bahan pembuatan pupuk subsidi mengalami lonjakan harga cukup tinggi terutama akibat perang Rusia dan Ukraina.
"Pupuk organik itu sangat diperlukan. Nyatanya memang sebagian masyarakat atau petani bisa menghasilkan pupuk organik. Tetapi kan banyak yang tidak bisa menghasilkan, terutama petani berskala kecil karena mereka harus mengumpulkan kotoran hewan dan sebagainya. Saya kita itu nggak efisien. Jadi harus dipertimbangkan ruang anggaran yang lebih besar bagi organik," kata Tauhid.
Dia melanjutkan, saat ini indeks kenaikan harga pupuk global jauh lebih tinggi apabila dibandingan indeks harga energi. Angkanya bisa mencapai 170 hingga 180, jauh lebih besar jika dibandingkan indeks harga energi yang hanya 150.
"Artinya secara global kenaikan pupuk jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan energi maupun harga pangan itu sendiri," katanya.
Menanggapi keluhan soal pupuk, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong para petani di seluruh Indonesia untuk menggunakan anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai upaya menuju kemandirian pupuk. Sebab, hanya dengan cara itu, kebutuhan tanaman akan pentingnya pupuk dapat tercukupi dengan baik.
"Gunakanlah KUR, bunganya sangat rendah. Tahun 2019 petani kita pakai KUR Rp 55 triliun, yang macet 0,03 persen. Ini kan hebat banget petani kita. Kemudian tahun 2021 terpakai Rp 85 triliun, yang macet 0,6. Ya ada yang macet mungkin karena sesuatu tiba-tiba banjir atau bencana alam," katanya melalui keterangan resmi Kementan.
SYL memastikan bahwa ketersediaan pangan saat ini dalam kondisi aman. Semua masih bisa dikendalikan mengingat produksi di sejumlah daerah terus dilakukan. Walau demikian, SYL mengingatkan kondisi tersebut belum tentu aman pada tahun-tahun mendatang.
"Tahun ini saya yakin neraca yang ada di kita cukup aman. 12 komoditi dasar itu cukup terjaga, katakanlah gandum kita juga masih cukup, minyak sawit kita adalah bagian yang kompetetif dengan minyak bunga matahari yang berasal dari negara lain. Tetapi saya mau katakan agar kita tidak boleh terlalu percaya diri. Namun semua langkah harus dipersiapkan," jelasnya.
Komentar Via Facebook :