Berita / Internasional /
Pengembangan EBT Hingga Sawit Ditawarkan ke Senator Prancis
Jakarta, elaeis.co - Delegasi Komisi Luar Negeri Pertahanan dan Angkatan Bersenjata pada Senat Republik Prancis melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian.
Senator Rachid Temal yang memimpin delegasi iitu menyatakan Prancis siap meningkatkan kerja sama strategis dengan negara mitra di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Indonesia.
“Kunjungan kami ke Indonesia kali ini bertujuan untuk melakukan studi atau kajian terkait Strategi Prancis di Kawasan Indo-Pasifik,” kata Temal lewat keterangan resmi Kemenko Perekonomian, kemarin.
Pada pertemuan itu Airlangga menjelaskan bahwa
Indonesia baru saja berpatisipasi dalam Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang dilaksanakan di Amerika Serikat. Poin penting dari pertemuan tersebut adalah penetapan target untuk menghasilkan solusi konkret bagi kawasan dalam beberapa tahun ke depan.
“Indonesia meminta dukungan dari Prancis agar perundingan Indonesia-European Union CEPA (IEU-CEPA) dapat dipercepat penyelesaiannya. Kedua pihak perlu menyadari bahwa ekonomi Indonesia dan Uni Eropa bersifat komplementer, sehingga keberadaan perjanjian ekonomi komprehensif seperti IEU-CEPA dapat menguntungkan kedua pihak," sebutnya.
Airlangga juga menyampaikan potensi kerja sama untuk membangun energi terbarukan di Indonesia. Ini terkait dengan rencana pemerintah untuk phasing out pembangkit listrik berbasis batubara dan menggantinya dengan beberapa proyek energi terbarukan seperti cofiring batubara dengan amonia, pembangkit listrik panas bumi, floating solar panel, hydropower serta pengembangan energi nuklir berbasis riset.
Disampaikan juga potensi kerja sama teknologi sistem penyimpanan baterai listrik untuk mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
“Indonesia telah memiliki regulasi yang mendukung pengembangan energi terbarukan, ditambah lagi Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti nikel untuk pengembangan sektor ini, di mana Prancis merupakan salah satu investor pengembangan nikel utama di Indonesia,” katanya.
Selanjutnya Airlangga menyampaikan kekhawatiran terkait kelangsungan ekspor komoditas minyak sawit Indonesia ke Prancis.
“Minyak sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang mengedepankan aspek keberlanjutan melalui sertifikasi ISPO sehingga akses pasar minyak sawit Indonesia ke kawasan Eropa dapat terjaga dan terus ditingkatkan ke depannya," ungkap Menko Airlangga.
Dari aspek perdagangan, kedua negara mencatat tren yang cukup signifikan dalam perdagangan bilateral di mana pada tahun 2021 tercatat kenaikan sebesar 0,25% atau senilai US$ 2,28 miliar dibandingkan pada tahun sebelumnya (US$ 2,27 miliar). Komoditas utama Indonesia yang diekspor ke Prancis adalah mesin dan peralatan listrik, disusul oleh alas kaki dan sejenisnya serta minyak sawit dan olahannya. Prancis menempati peringkat ke-5 mitra dagang penting Indonesia di wilayah Eropa.
Sementara itu, nilai realisasi investasi Prancis di Indonesia juga mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dalam 5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun 2021 tercatat realisasi investasi sebesar US$ 145,76 juta dalam 709 proyek, atau meningkat lebih dari 4 (empat) kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$ 25,11 juta dalam 1.079 proyek.
Prancis sendiri merupakan mitra strategis dari Indonesia sejak tahun 2011 dan telah meluncurkan Indo-Pacific Strategy. Dalam pernyataan penutupnya, Senator Temal menyatakan kesiapan Prancis untuk membantu penyediaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia berupa pesawat tempur dan kapal selam. Pihaknya juga siap untuk bekerja sama terkait transfer teknologi dan membuka lapangan kerja di Indonesia.
Komentar Via Facebook :