https://www.elaeis.co

Berita / Iptek /

Pengembangan Varietas Sawit yang Tahan El Nino Butuh Strategi Riset yang Sistematis

Pengembangan Varietas Sawit yang Tahan El Nino Butuh Strategi Riset yang Sistematis

Sawit yang dihasilkan dari benih SP 540NG produksi PPKS. foto: PPKS


Jakarta, elaeis.co - Produktivitas kelapa sawit sangatlah penting dan dapat bervariasi karena berbagai faktor seperti bibit, kesuburan tanah, kondisi iklim, praktik budidaya, dan usia perkebunan. Karena itulah optimalisasi produksi kelapa sawit merupakan subjek riset yang luas untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan efisiensi, dan meminimalkan dampak lingkungan.

Hal itu diungkapkan Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puji Lestari. Dia menerangkan bahwa produktivitas kebun kelapa sawit Indonesia masih rendah. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut adalah dengan menggunakan bibit unggul dan untuk mendapatkan bibit unggul diperlukan riset dan inovasi. 

"Bibit dengan produktivitas tinggi dan berkualitas perlu terus dieksplorasi dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi nasional. Kualitas bibit unggul sangatlah penting, di mana petani direkomendasikan budidaya menggunakan bibit unggul yang bersertifikat (legitimate seed). Selain faktor bibit, faktor lingkungan ikut berperan dalam menentukan produktivitas sawit," sebutnya.

Menurutnya, BRIN sendiri saat ini masih fokus ke pengembangan teknologi pendukung sawit dalam mengoptimalkan produksinya, sementara untuk pengembangan varietas unggul tergantung dengan ketersediaan materi genetik yang masih dalam proses. Dengan asumsi bibit sawit bagus,  maka optimalisasi produksi dapat didukung melalui pemupukan yang tepat, pengendalian hama penyakit termasuk mengintegrasikan dengan teknologi AI atau penggunaan teknologi biologi seperti pemanfaatan hayati dan teknologi mikroba, dan teknologi budidaya relevan lainnya. 

Riset terkait sawit tidak hanya difokuskan terhadap upaya mendorong kualitas bibit, namun juga memperhitungkan keberlanjutan dan meminimalisir dampak lingkungan. "Produksi kelapa sawit sangat bergantung pada pemupukan untuk memastikan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Sementara pupuk sintetis konvensional biasa digunakan dalam budidaya kelapa sawit, minat petani terhadap pupuk alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan semakin meningkat," terangnya.

"Pupuk kandang dan pupuk kompos merupakan bahan penting pupuk organik yang  meningkatkan kesuburan tanah dan nutrisi, serta peningkatan aktivitas mikroba. Karena itulah alternatif pupuk organik bisa menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan produktivitas sawit," sambung Puji.

Pupuk hayati, juga dikenal sebagai pupuk organik hayati atau pupuk mikroba, mengandung mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman. Mikroorganisme ini membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam tanah, mengendalikan patogen tanaman, dan meningkatkan produktivitas tanaman secara keseluruhan. "Terkait dengan El Nino yang akan kita hadapi, dan saat ini sudah kita rasakan dampaknya misalnya suhu yang tinggi, curah hujan yang rendah, dan kekeringan, yang akan berdampak pada produktivitas sawit. Karena itulah, seiring dengan cuaca ekstrim tersebut kita harus melakukan penyesuaian kondisi pertanaman untuk jangka panjang," ujar Puji.

"Pengembangan varietas unggul kelapa sawit yang toleran terhadap El Nino dan cuaca ekstrim memerlukan strategi penelitian dan program pemuliaan yang sistematis. Pertama bagaimana kita memahami tantangan yang ditimbulkan el nino dan cuaca ekstrim pada budidaya kelapa sawit, kedua kajian keragaman genetik, skrining fenotipik dan identifikasi karakter yang mencakup toleransi kekeringan, toleransi panas, ketahanan terhadap penyakit, yang penting untuk pemuliaan.dan pemanfaatan air dan nutrisi yang efisien. Uji kemampuan beradaptasi calon varietas unggul di bawah berbagai skenario El Nino dan cuaca ekstrem sangat penting. Jadi meskipun sawit bukan asli Indonesia, di sini kita akan mengetahui potensi sumber toleransi yang ada terhadap cuaca ekstrim," pungkas Puji.
 

Komentar Via Facebook :