https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Penjual Pupuk Palsu Incar Petani Sawit

Penjual Pupuk Palsu Incar Petani Sawit

Wendy Afriandi (kaus hijau), pemilik usaha penangkaran bibit sawit di Kecamatan Pasar Muaro Bungo, menerangkan proses pembibitan sawit kepada tamunya. Foto: Ist.


Jambi, elaeis.co - Melonjaknya harga pupuk kimia non subsidi dikeluhkan para petani, termasuk petani sawit. Ironisnya, situasi ini justru dimanfaatkan oleh pembuat dan penjual pupuk palsu.

"Para penjual pupuk palsu bahkan sudah datang ke pedesaan, menjual langsung ke para petani sawit," kata Wendy Afriyandi (44), petani sawit swadaya di kabupaten Muaro Bungo, Provinsi jambi, kepada elaeis.co, Kamis (7/4/2022).

Bendahara DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) Jambi itu mengetahui kehadiran penjual pupuk palsu berdasarkan laporan dari para petani sawit di sejumlah desa. Petani sawit yang menjadi korban mengisahkan, modus para penjual pupuk palsu itu sangat cerdik.

Para penjual pupuk palsu mengangkut dagangannya menggunakan mobil pribadi supaya tidak terdeteksi oleh pihak yang berwenang dengan distribusi pupuk asli. Lalu, mereka menjumpai dan menawarkan langsung pupuk palsu ke petani sawit dengan harga yang jauh di bawah pupuk asli. 

Wendy memberikan contoh, jika pupuk NPK yang asli dijual Rp 520.000 per sak ukuran 50 kg, maka para produsen dan penjual pupuk palsu itu menjual pupuk palsu dengan harga Rp 220.000-an per sak. 

"Bisa berbeda 100 persen harga pupuk palsu itu dibanding harga pupuk yang asli. Ini yang bikin petani sawit di kampung-kampung enggak berfikir panjang. Langsung beli aja mereka," katanya.

Petani baru sadar ditipu setelah pupuk yang ditebarkan tidak memberikan efek apapun ke tanaman sawit mereka. 

"Pengakuan si penjual, pupuk yang dijual adalah pupuk NPK. Ternyata isinya tanah halus atau dolomit. Kayak-kayak gitu penipuannya," ungkapnya. 

Yang membuat penjualan pupuk palsu ini tak terdeteksi adalah karena penjual menjual dengan cara diecer dan pembeli tidak bisa melihat terlebih dahulu keaslian pupuknya. 

"Petani sawit membeli satu atau dua sak, petani lain juga begitu. Mereka gak melihat isi dalam karung. Karena karungnya cantik dan meyakinkan, petani pun percaya. Setelah dibeli, maka penjual yang sudah meraup untung langsung tancap gas meninggalkan desa " sebutnya.

Ia mengaku tak pernah menjadi korban penipuan pupuk palsu. Sebab, pupuk yang hendak dia beli harus melalui uji laboratorium terlebih dahulu dari lembaga yang resmi.

"Saya beli pupuk dalam jumlah yang lumayan banyak, karena untuk merawat kebun saya sekaligus penangkaran bibit sawit. Saya tentu tak mau rugi dan jadi korban pembelian pupuk palsu," kata pemilik CV Anindya Agro Sejahtera, penangkaran bibit sawit resmi dan tersertifikasi, ini.

Ia berharap pemerintah atau aparat yang berwenang mampu menghentikan praktek penjualan pupuk palsu tersebut. Sebab sudah banyak petani di berbagai pedesaan di Jambi yang dirugikan. 


 

Komentar Via Facebook :