Berita / PSR /
Perdana Dapat Hibah BPDPKS, Ratusan Hektar Kebun Sawit Swadaya di Abdya Di-replanting
Blangpidie, elaeis.co - Setelah lolos verifikasi dan mendapatkan rekomendasi teknis (rekomtek), seluas 278,7 hektare perkebunan kelapa sawit swadaya di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, berhak mendapatkan dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada tahun 2023.
Peserta program replanting atau PSR akan menerima bantuan yang bersumber dari BPDPKS sebesar Rp 30 juta per hektare. Masing-masing petani sawit mendapatkan alokasi peremajaan maksimal 4 hektare. Hibah tersebut dipakai untuk persiapan tanam dan pengadaan bibit, serta perawatan dan pemupukan hingga panen perdana pada usia tanam sekitar tiga tahun.
Kabid Pertanian Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Distanpan) Abdya, Azwar SHut, mengatakan, usulan PSR diajukan ke Kementerian Pertanian melalui kelompok tani (poktan). "Pengusulan replanting oleh petani luasnya dibatasi. Tapi untuk poktan, tidak ada batasannya. Setelah rekomtek keluar, dana akan dicairkan BPDPKS melalui perbankan," jelasnya.
Menurutnya, luas kebun sawit yang diusulkan di-replanting tahun ini mencapai 300 hektare lebih.
"Tapi ada usulan yang ditolak karena berada di lahan gambut sehingga luasnya berkurang. Yang mendapatkan rekomtek replanting luasnya 278,7 hektare," jelasnya.
Kebun kelapa sawit yang menerima dana PSR tersebar di Kecamatan Babahrot, Kuala Batee, Jeumpa, dan Susoh. Kebun tersebut dikelola oleh 184 petani swadaya yang tergabung di Koperasi Jasa Abdya Makmur Sejahtera. "Sebagian sudah dilakukan tumbang chipping, bahkan ada yang sudah tahap penanaman kembali," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa petani Abdya baru pertama kali ikut program PSR. "Anggaran tahap pertama sudah cair sekitar 28 persen. Program ini sangat membantu petani kelapa sawit dalam meningkatkan kembali produktivitas kebun," tukasnya.
Dia menerangkan bahwa syarat mengusulkan PSR adalah usia tanaman sawit sudah lewat 25 tahun. "Masa produktif tanaman kelapa sawit biasanya maksimalnya hingga 25 tahun. Lewat usia tersebut, selayaknya dilakukan replanting atau peremajaan agar produksi kembali naik di masa mendatang,” jelasnya.
"Bisa juga umur sawitnya di atas tiga tahun namun menggunakan bibit asalan, produktivitasnya tidak mencapai 10 ton per hektare/tahun," imbuhnya.
Dia meyakinkan bahwa produktivitas kebun yang ikut PSR akan lebih tinggi dari sebelumnya karena bibit yang ditanam adalah jenis unggul dari produsen yang diakui pemerintah. "Bibit yang disalurkan berasal dari kecambah yang sudah disertifikasi," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :