Berita / Sulawesi /
Perdana di 2023, 3.800 Ton Bungkil Sawit Diekspor ke Thailand
Mamuju, elaeis.co - Sebanyak 3.800 ton bungkil sawit atau palm kernel expeller (PKE) diekspor dari Pelabuhan Belang-Belang, Mamuju, Sulawesi Barat (sulbar), menuju Thailand. Pengiriman komoditas senilai Rp 8,4 miliar ini merupakan ekspor perdana produk sawit dari pelabuhan itu di awal tahun ini.
Kepala Balai Karantina Pertanian Mamuju, Agus Karyono mengatakan, bungkil ini merupakan limbah dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit mentah (CPO).
"Bungkil memiliki nilai ekonomi karena bisa menjadi bahan baku pakan ternak," jelasnya melalui keterangan resmi, Rabu (11/1).
Selain bungkil, Sulbar selama beberapa tahun terakhir juga rutin mengekspor cangkang sawit ke Jepang. Sepanjang 2022 ekspor komoditas pertanian dari Sulbar tercatat mencapai Rp 4,7 triliun.
"Kita terus mendorong hilirisasi produk pertanian di Sulbar. Kita optimis bungkil sawit akan mendongkrak performa ekspor pertanian tahun ini," sebutnya.
"Ekspor bungkil ini mencatatkan sejarah karena perdana dilakukan dari Mamuju. Sekaligus juga ini menambah ragam komoditas ekspor pertanian asal Sulbar," tambahnya.
Menurutnya, bungkil tersebut sudah diperiksa oleh pejabat karantina pertanian untuk memastikan tidak ada organisme pengganggu tumbuhan karantina seperti disyaratkan negara pengimpor.
"Sudah dilakukan fumigasi dan mendapatkan sertifikat fitosanitari sebagai bukti bebas OPTK," sebutnya.
Pj. Gubernur Sulbar, Akmal Malik , mengapresiasi ekspor perdana tersebut dan berharap akan memicu ekspor produk sawit lainnya. Kegiatan ini juga diharapkan memotivasi pelaku usaha sehingga bermunculan eksportir produk sawit baru.
"Sulbar punya potensi kelapa sawit melimpah, khususnya daerah Mamuju Tengah dan Pasangkayu. Produk turunan seperti cangkang sawit dan bungkil cukup diminati di pasar global, peluang ini harus ditangkap pelaku usaha," katanya.
Pemprov Sulbar sendiri, katanya, mendukung penuh program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks) yang diusung Kementerian Pertanian.
"Peningkatan ekspor di suatu wilayah akan menambah Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan menggerakkan perekonomian masyarakat," tukasnya.
"Kita berharap komoditas pertanian lainnya digarap dengan maksimal sehingga bisa menyusul sawit yang sudah lebih dulu punya nama mentereng di pasar global," imbuhnya.
Komentar Via Facebook :