https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Perekonomian Lesu Imbas Kasus Timah, Dinas KUKM Babel Gelar Pelatihan Usaha Produktif

Perekonomian Lesu Imbas Kasus Timah, Dinas KUKM Babel Gelar Pelatihan Usaha Produktif

Foto bersama narasumber dan peserta pelatihan UMKM. foto: ist.


Pangkalpinang, elaeis.co - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melalui UPT Balatkop UMKM menyelenggarakan pelatihan usaha produktif bagi UMKM.

Ada dua materi dalam pelatihan itu. Yakni Pelatihan Peningkatan Kualitas Produk Olahan Perikanan dengan Penerapan Teknologi Kemasan untuk Memperpanjang Masa Kadaluarsa, dan Pelatihan Keterampilan Usaha Produktif Pembuatan Produk Turunan Kelapa Sawit Skala Kecil.
 
Pelatihan usaha produktif ini berlangsung selama tiga hari di Sungailiat, Kabupaten Bangka, dan dibuka langsung Plt. Kadis KUKM Provinsi Babel, Riza Aryani.

Baca juga: Periode Pertama September, Harga TBS Sawit Babel Naik Tipis
 
Menurut Riza, Provinsi Babel memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah yang berasal dari hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan. Namun, saat ini perekonomian Babel sedang mengalami kelesuan sebagai akibat dari kasus pertimahan sehingga membawa dampak yang cukup besar bagi masyarakat secara umum.
 
"Ekonomi Babel sedang mengalami penurunan. Kendati demikian, bersyukurlah kita masih memiliki penopang yang cukup baik yakni sektor pertanian atau perkebunan dan sektor kelautan atau perikanan. Hampir di semua kabupaten di wilayah Babel, masyarakat menggantungkan perekonomian dari dua sektor ini," katanya dalam keterangan resmi DKUKM dikutip Rabu (18/9).
 
Ia menyebutkan, untuk saat ini perkebunan kelapa sawit menjadi primadona bagi masyarakat di samping komoditas tanaman perkebunan/pertanian lainnya seperti karet, nanas, lada dan lain-lain. Pada tahun 2022 luas kebun sawit rakyat yang ada di Babel sudah mencapai 75.734,17 hektar.

Baca juga: Timah dan Minyak Sawit Masih Jadi Andalan Ekspor Babel 

Saat ini beroperasi 57 perusahaan di wilayah Babel baik yang mengelola perkebunan kelapa sawit maupun yang mengolah buah sawit menjadi CPO untuk dikirim keluar Babel.

Namun demikian tak banyak yang mengetahui atau bisa mengolah produk turunan dari buah sawit sampai ke limbahnya untuk menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. 
 
"Turunan dari buah sawit dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi, ini potensi bagi ekonomi masyarakat. Oleh karena itulah kami mencoba membuat terobosan dengan melaksanakan pelatihan ini agar para petani, kelompok petani, dan koperasi sawit belajar membuat aneka produk yang bisa dihasilkan dari buah sawit selain CPO," ujarnya.
 
Tak hanya perkebunan, Babel juga memiliki potensi sektor perikanan dan kelautan yang memberikan hasil melimpah yang mencapai ratusan ribu ton hasil perikanan tangkap sejak 10 tahun terakhir. Dengan potensi tersebut tentu menjadi peluang besar bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis di sektor ini dengan cara menghasilkan produk hasil olahan perikanan yang berkualitas tinggi. Selain itu, produk olahan ini juga harus memiliki masa kadaluarsa yang lebih panjang, sehingga dapat diterima dengan baik di pasar lokal maupun internasional. 

Baca juga: Apkasindo Babel Akan Koordinasi Dengan Petani Dalam Pengajuan Sarpras di Beltim
 
"Guna menghasilkan produk olahan yang memiliki masa kadaluarsa yang lebih panjang, pelaku UMKM bisa memanfaatkan teknologi modified atmosphere packaging (MAP). MAP menawarkan solusi yang inovatif untuk mencapai tujuan tersebut, dengan cara memperlambat kerusakan produk melalui pengaturan komposisi gas dalam kemasan," katanya.
 
Ditambahkannya, teknologi MAP tidak hanya memperpanjang masa kadaluarsa produk, tetapi juga membantu menjaga kualitas sensorik dan nilai gizi produk dengan menggunakan campuran gas yang tepat seperti pengurangan oksigen dan penambahan nitrogen.
 
"Dengan teknologi MAP kita dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan dan memperlambat proses oksidasi. Ini sangat penting untuk produk olahan perikanan," jelasnya.
 
Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pihak yang terlibat dalam industri olahan perikanan, mulai dari produsen, pengolah, hingga distribusi. "Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan rantai pasok yang efisien dan memastikan bahwa produk olahan perikanan yang sampai ke tangan konsumen tetap dalam kondisi terbaik," tekannya.

Baca juga: Terkait SISKA, Perusahaan Sawit di Provinsi Babel Diwajibkan Lakukan Ini. Jika Diabaikan, Siap-siap ...
 
Selama pelatihan, peserta mendapatkan pengetahuan secara teoritis dan keterampilan praktis yang komprehensif dari instruktur dan narasumber yang berpengalaman di bidangnya. Para peserta akan mendapatkan ilmu dalam pengolahan produk turunan sawit maupun tentang teknologi MAP. Mulai dari prinsip dasar MAP, teknik pengemasan, hingga praktik langsung penggunaan mesin pengemas. 
 
Diharapkan semua peserta dapat menerapkan ilmu dan teknologi ini secara efektif di lapangan. "Pelatihan ini kesempatan untuk belajar dan bertukar pengetahuan," tukasnya.

Dia berharap semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan industri perkebunan dan perikanan di Babel. "Pelatihan ini menjadi langkah awal yang baik untuk inovasi produk turunan kelapa sawit dan peningkatan kualitas produk olahan perikanan kita," pungkasnya.
 

Komentar Via Facebook :