https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Peremajaan Sawit Digantung, Petani Kampar Terkatung-Katung

Peremajaan Sawit Digantung, Petani Kampar Terkatung-Katung

Petani sawit di Kampar. Ist


Pekanbaru, elaeis.co - Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Siabu Sejahtera di Desa Siabu Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar kini hanya bisa pasrah. Lantaran sudah dua tahun mengajukan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) namun belum juga diterima.

Masalah utama para petani tersebut yakni, kebun kelapa sawit milik mereka masuk dalam kawasan hutan.  Meski pun begitu mereka justru memiliki sertifikat atas kepemilikan lahan tersebut.

Ketua Poktan Siabu Sejahtera Syafrudin, kepada elaeis.co, Kamis (14/4/2022) total lahan yang diajukan sebanyak 137 hektar. Dimana dari jumlah itu hanya 13 hektar saja yang mendapat persetujuan.

"Sampai sekarang belum juga ada jawaban. Memang dulu kita sempat mendapat penilaian dalam pengajuan PSR itu," katanya.

Informasi terakhir, kata Udin, Dinas Perkebunan Riau memberitahukan bahwa berkas lahan mereka diajukan ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk pengajuan pelepasan kawasan hutan.

"Kemarin kita di beritahu begitu. Kita berharap lahan kita bisa termasuk penerima PSR tahun ini," katanya.

Dia menceritakan, 137 hektar kebun sawit tadi dimiliki oleh 79 kepala keluarga. Dimana hanya 13 hektar yang diterima dalam pengajuan PSR tadi. Padahal 13 hektar itu justru belum memiliki sertifikat kala itu.

Kata pria berusia 41 tahun itu, lahan yang diusulkan tersebut adalah lahan transmigrasi pertama di Riau saat jamannya Soekarno sekitar tahun 1962 lalu. Kemudian lahan tersebut bersertifikat pada 1985.

"Jadi dulu kakek istri saya yang mengikuti transmigrasi ini dari Surabaya. Dulu bukan seperti jaman Soeharto, masyarakat cuma dapat barak untuk tempat tinggal. Kemudian baru mereka bercocok tanam," bebernya.

"Kemudian akhirnya lahan tersebut bersertifikat. Awalnya kebanyakan adalah karet, tapi sekarang sudah merata sawit. Ya ada memang kebun yang ditengah sawit di sela pohon karet. Tapi gak banyak cuma beberapa hektar saja," imbuhnya.

Syafrudin mengaku masyarakat sangat butuh bantuan PSR itu. Sebab kebun sawit mereka rata-rata sudah berusia di atas 20 tahun. "Kita berharap kebun kita bisa masuk PSR," tandasnya.

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :