Berita / Mitos dan Fakta /
Perkembangan Mutakhir Industri Sawit Indonesia: Hilirisasi di Dalam Negeri Didominasi Produk Pangan
HILIRISASI di dalam negeri yang terus berkembang mengakibatkan peningkatan konsumsi domestik minyak sawit. Pada tahun 2021, urutan penggunaan terbesar konsumsi minyak sawit (CPO+CPKO) domestik yakni industri pangan sebesar 8,9 juta ton (49 persen), industri biodiesel 7,3 juta ton (40 persen) dan industri oleokimia 2,1 juta ton (11 persen). Hal ini menunjukkan bahwa hilirisasi sawit di dalam negeri masih didominasi untuk produk pangan.
Jumlah minyak goreng di Indonesia sebanyak 104 pabrik minyak goreng dan 137 pabrik rapacker (Kementerian Perindusterian, 2022). Produksi minyak goreng (RDB Palm Olein) pada tahun 2021 sebesar 22,4 juta kilo liter yang diperuntukan untuk konsumsi domestik sebesar 8,3 juta kilo liter dan untuk ekspor sebesar 14,1 juta kilo liter.
Konsumsi minyak goreng domestik tahun 2021 terdiri dari minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan. Konsumsi minyak goreng curah terdiri dari 231 ribu kilo liter minyak goreng kemasan sederhana untuk rumah tangga dan 1.27 juta kilo liter minyak goreng kemasan premium untuk rumah tangga.
Pada jalur hilirisasi Oleochermical Complex, jumlah perusahaan yang memproduksi oleokimia dasar pada tahun 2021 sebanyak 21 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 11.3 juta ton (APOLIN, 2021).
Produksi oleokimia dasar mengalami peningkatan dari 6.6 juta ton menjadi 12.9 juta ton dalam periode 2014-2021. Pertumbuhan yang signifikan terjadi pada produksi methyil Ester, yang meningkat dari sekitar 3 juta ton menjadi 8.59 juta ton pada periode yang sama.
Pada jalur hilirisasi biofuel/bioenergy complex, jumlah perusahaan yang memproduksi biodiesel di Indonesia tahun 2021 sebanyak 32 perusahaan dengan kapasitas terpasang mencapai 17.14 juta kilo liter (APROBI, 2022). Dengan kapasitas produksi biodiesel yang demikian, Indonesia tercatat sebagai produsen biodiesel sawit terbesar dunia.
Implementasi program mandatory biodiesel yang konsisten dilakukan oleh Pemerintah Indonesia berkontribusi terhadap kinerja industri biodiesel yang tercermin dari peningkatan produksi dan konsumsi, khususnya pada tahun 2019-2021.
Pada tahun 2021, produksi biodiesel baru mencapai 1.8 juta kiloliter, sedangkan konsumsi domestik baru sekitar 0.36 juta kiloliter dan ekspor sebesar 1.5 juta kiloliter. Produksi biodiesel pada tahun 2021 meningkat cepat menjadi 1.9 juta kiloliter yang sebagian besar digunakan untuk konsumsi domestik yakni sebesar 8.5 juta kiloliter.
Pertumbuhan industri hilir sawit tersebut tidak dapat terlepas dari ekosistem hilirisasi sawit yang dibangun Pemerintah Indonesia sejak tahun 2011 (Sipayung, 2018; PASPI Monitor, 2021).
Sebanyak tiga kebijakan hilirisasi yang sangat berpengaruh adalah kebijakan ekspor (export duty dan export Levy), kebijakan mandatori biodiesel (B-7.5 hingga B-30) dan insentif hilirisasi.
Kebijakan hilirisasi sawit di dalam negeri juga telah berhasil memperbaiki komposisi ekspor. Ekspor produk sawit Indonesia pada tahun 2011 masih didominasi oleh minyak sawit mentah (CPO + CPKO) dengan pangsa sebesar 54 persen, kemudian diikuti oleh produk olahan antara (intermediate product) sebesar 44 persen dan produk jadi (finished product) sebesar 2 persen.
Ekspor tahun 2021 mengalami perubahan yang cukup signifikan, yang didominasi oleh hasil hilirisasi domestik, yaitu produk olahan (80 persen) dan produk jadi (3 persen). Sedangkan ekspor produk minyak sawit mentah (CPO + CPKO) menurun drastis menjadi hanya sekitar 7 persen.
Hilirisasi sawit domestik berdampak pada peningkatan kinerja ekspor sawit Indonesia. Nilai ekspor minyak sawit dan olahan Indonesia meningkat dari USD 21.6 miliar menjadi USD 36.2 miliar selama periode tahun 2011-2021. Volume ekspor meningkat dua kali lipat, yakni dari 17.6 juta ton menjadi 34.4 juta ton pada periode tahun yang sama.
Perkembangan industri sawit Indonesia yang demikian pesat, telah membawa Indonesia merebut posisi teratas sebagai produsen minyak sawit dunia. (sumber: Buku Mitos vs Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Global Edisi Keempat, PASPI 2023/bersambung)
Komentar Via Facebook :