https://www.elaeis.co

Berita / Mitos dan Fakta /

Perkembangan Mutakhir Industri Sawit Indonesia: Menyoal Luas Areal Perkebunan

Perkembangan Mutakhir Industri Sawit Indonesia: Menyoal Luas Areal Perkebunan

Minyak bunga matahari, salah satu produk minyak nabati dari 17 jenis minyak nabati sebagai sumber minyak dan lemak dunia yang diperdagangkan secara global. Foto: detik.com


MITOS
Perkebunan kelapa sawit lebih ekspansif dari tanaman minyak nabati lainnya

FAKTA
Secara internasional, terdapat 17 jenis minyak nabati sebagai sumber minyak dan lemak dunia yang diperdagangkan secara global dengan standar mutu dan keamanan pangan diatur dan diakui oleh CODEX Alimentarius Commission (Hariyadi, 2010).

Dari 17 jenis sumber minyak nabati tersebut, terdapat empat jenis sumber utama minyak nabati dunia yakni minyak sawit (Crude Palm Oil, Crude Palm Kernel Oil), minyak kedelai (Soybean Oil), minyak rapeseed (Rapeseed Oil) dan minyak bunga matahari (Sunflower Oil).

Perluasan perkebunan kelapa sawit dunia yang cepat Sesungguhnya hanya dibesar-besarkan saja. Data menunjukkan bahwa ekspansi perkebunan kelapa sawit dunia jauh lebih rendah dibandingkan dengan ekspansi areal tahaman minyak nabati utama seperti kedelai, rapeseed, dan bunga matahari.

Pada tahun 2021, luas areal tanaman kedelai clunia mencapai 129.9 juta hektar. Selanjutnya tanaman rapeseed dan tanaman bunga matahari memiliki luas areal berturut-turut sebesar 37.8 juta hektar dan 28.4 juta hektar. Sedangkan luas areal perkebunan kelapa sawit dunia hanya Sebesar 25 juta hektar.

Tidak hanya memiliki areal tanaman terluas, pertambahan luas areal tanaman kedelai selama periode tahun 1980-2021 juga paling besar diantara ketiga minyak nabati Iainnya. Tambahan (ekspansi) luas areal tanaman kedelai dunia mencapai 81.5 juta hektar.

Sedangkan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit dunia selama periode tersebut hanya seluas 24 juta hektar atau 29 persen dari tambahan luas areal kedelai dunia.

Dengan demikian, tanaman minyak nabati yang paling ekspansif adalah kedelai, kemudian disusul oleh rapeseed dan bunga matahari. Sedangkan ekspansi perkebunan kelapa sawit merupakan yang paling kecil dibandingkan ketiga tanaman minyak nabati Iainnya.

Jika diasumsikan asal usul lahan untuk tanaman minyak nabati tersebut berasal dari konversi hutan, maka perubahan tata guna lahan global, termasuk di dalamnya deforestasi (Land Use Land Use Change Forestry/LULUCF) yang terbesar, terjadi untuk ekspansi perkebunan kedelai. Kemudian disusul untuk perkebunan rapeseed dan perkebunan bunga matahari.

MITOS

Perkebunan kelapa sawit dunia lebih luas dari tanaman minyak nabati utama Iainnya, sehingga produksi minyak sawit dunia lebih tinggi dari minyak nabati utama Iainnya

FAKTA
Dalam produksi minyak nabati utama dunia telah terjadi perubahan komposisi selama periode tahun 1980-2021.

Pada tahun 1980, produksi minyak nabati utama dunia masih didominasi oleh minyak kedelai dengan volume sebesar 9.9 juta ton (51 persen). Kemudian diikuti oleh minyak sawit sebesar 5.4 juta ton (28 persen), minyak rapeseed sebesar 2.6 juta ton (13 persen) dan minyak bunga matahari sebesar 1.5 juta ton (8 persen).

Komposisi produksi minyak nabati utama dunia mengalami perubahan pada tahun 2021 yakni munculnya minyak sawit sebagai sumber minyak nabati terbesar dunia dengan volume produksi sebesar 84.2 juta ton atau dengan pangsa 43 persen dari total produksi empat minyak nabati utama dunia.

Kemudian diikuti oleh minyak kedelai sebesar 61.3 juta ton (32 persen), minyak rapeseed sebesar 27.9 juta ton (14 persen) dan minyak bunga matahari sebesar 22 juta ton (11 persen).

Namun demikian, dari luas areal empat tanaman minyak nabati utama clunia yakni sebesar 221.1 juta hektar, pangsa luas areal tanaman minyak nabati terbesar adalah kedelai yang mencapai 59 persen, kemudian disusul oleh pangsa luas areal rapeseed sebesar 17 persen, pangsa luas areal bunga matahari sebesar 13 persen dan pangsa luas perkebunan kelapa sawit sebesar 11 persen.

Dengan demikian, sangat jelas bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit justru paling kecil dibandingkan dengan luas areal tanaman minyak nabati lainnya.

Dari produksi minyak, produksi minyak sawit adalah yang terbesar. Hal ini berarti perkebunan kelapa sawit lebih produktif dalam penggunaan lahan dibanding dengan tanaman minyak nabati lainnya. (sumber: Buku Mitos vs Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Global Edisi Keempat, PASPI 2023/bersambung)

Komentar Via Facebook :