Berita / Kalimantan /
Perlu Duduk Bersama, Cara Mengurai Konflik di Perkebunan Sawit
Mamuju, elaeis.co - Konflik antara perusahaan kelapa sawit dan masyarakat masih terus terjadi di Indonesia.
Seperti belum lama ini, konflik antar perusahaan kelapa sawit dan masyarakat pecah di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng). Dimana jatuh korban 1 orang warga Desa Bangkal meninggal dunia.
Merespon konflik-konflik tersebut, Ketua Apkasindo Sulawesi Barat (Sulbar) Andi Raja Muda mengatakan seharusnya dalam memecahkan masalah pemerintah daerah provinsi yang bersentuhan dengan wilayah konflik duduk bersama. Memberikan akses mediasi antara petani dan perusahaan.
"Tapi kalau pemerintah sudah tidak bisa berbuat, maka seharusnya ajukan ke ranah hukum," paparnya kepada elaeis.co, Rabu (11/10).
Dikatakan, mayoritas konflik yang terjadi saat ini adalah tuntutan masyarakat tentang pembangunan kebun plasma sebesar 20% dari perusahaan. Dan jika perusahan tidak melakukan pembangunan, artinya sudah melanggar aturan.
Jika sudah begitu, Andi mengimbau agar pemerintah sebaiknya memberi teguran terhadap perusahaan yang bersangkutan. Jika sudah 3 kali teguran tidak diindahkan, maka patut pemerintah mencabut izin operasi perusahaan tersebut.
"Yang paling terpenting yakni pemerintah harus bersikap netral dalam menyikapi permasalahan dan jangan berat sebelah," paparnya.
Ia berharap ada jalan keluar dari konflik-konflik yang ada. Tentu tanpa merugikan pihak mana pun sehingga kelapa sawit berkelanjutan sukses dan petani sawit semakin sejahtera.
Komentar Via Facebook :