Berita / Nusantara /
Pertanian Organik Dikembangkan untuk Jawab Permintaan Pasar
Jakarta, Elaeis.co - Isu pangan sehat terus mengemuka, masyarakat semakin menggemari produk-produk organik. Berdasarkan data Statistik Pertanian Organik Indonesia (SPOI) 2016, jumlah permintaan konsumen terhadap produk organik meningkat 54 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Atas dasar itulah, Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) terus membangun desa pertanian organik berbasis komoditas perkebunan. Saat ini sudah ada 150 desa yang tersebar di berbagai penjuru tanah air.
Direktur Perlindungan Perkebunan Ditjenbun Kementan, Ardi Praptono, mengatakan, pengembangan pertanian organik dilakukan untuk memenuhi permintaan dari masyarakat dalam dan luar negeri akan kebutuhan produk sehat.
“Membangun perkebunan berwawasan lingkungan, di samping memenuhi permintaan pasar terhadap produk perkebunan berkualitas dan sehat untuk dikonsumsi,” katanya, dikutip Agrofarm.co.id.
Menurut Ardi, setiap desa pertanian organik diberi input berupa ternak, rumah kompos, alat pencacah, dan pembuat kompos. “Petani diajari cara membuat pupuk alami di mana bahan bakunya ada di sekitar lingkungan,” katanya.
Adapun untuk mengendalikan penyakit dan hama pada tanaman atau organisme pengganggu tanaman (OPT), petani diajari membuat pestisida nabati dari daun-daun tanaman di sekitarnya. “Petani juga dikenalkan dengan agen pengendali hayati,” tambahnya.
Pemerintah melalui Ditjenbun juga telah mengalokasikan anggaran untuk pendampingan, penyediaan input produksi organik, dan sertifikasi organik untuk kelompok tani.
“Untuk pengembangan produk, dapat juga dibangun pola kemitraan saling menguntungkan antara kelompok tani dengan perusahaan eksportir komoditas organik,” jelasnya.
Komentar Via Facebook :