https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Melambat, Petani Sawit Diminta Genjot Produksi

Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Melambat, Petani Sawit Diminta Genjot Produksi

Petani melangsir hasil panen. foto: ist.


  1. Bengkulu, elaeis.co - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bengkulu, Darjana, meminta petani sawit untuk meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di daerah ini. Jika produksi sawit meningkat, maka pertumbuhan ekonomi akan ikut meningkat.

"Produksi TBS sawit memiliki konsekuensi serius terhadap ekonomi Bengkulu," katanya, Minggu (25/6).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2023 lalu tercatat melambat. Dalam periode tersebut, pertumbuhan ekonomi Bengkulu tercatat sebesar 4,07 persen, menurun dibandingkan angka tahun sebelumnya yang mencapai 4,31 persen.

"Petani sawit harus mampu memaksimalkan produksi TBS kelapa sawit. Sebab menurunnya produksi menyebabkan ekonomi Bengkulu ikut melambat," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Win Rizal mengaku, penurunan produksi TBS kelapa sawit di Bengkulu memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Produksi yang tidak mencapai target berdampak pada penurunan pendapatan petani dan berimplikasi negatif terhadap sektor industri terkait.

"Penurunan Produksi TBS kelapa sawit bisa menyebabkan ekonomi turun, makanya jangan sampai menurun produksinya," ujarnya.

Pengamat ekonomi Bengkulu, Kamaludin juga mengakui pentingnya sektor kelapa sawit dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Bengkulu. Dalam beberapa tahun terakhir, industri kelapa sawit telah menjadi tulang punggung ekonomi daerah Bengkulu, dengan memberikan lapangan kerja yang signifikan dan kontribusi yang besar terhadap pendapatan daerah.

"Produksi harus dijaga seperti dengan rutin melakukan pemupukan dan gencar replanting tanaman sawit yang sudah tidak produktif," ujarnya.

Kendati demikian, tantangan besar dihadapi oleh petani sawit Bengkulu. Permasalahan seperti harga rendah, serangan hama, dan kurangnya pemahaman tentang praktik pertanian yang efisien telah berdampak pada penurunan produksi TBS. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas petani untuk mengatasi kendala ini dan meningkatkan produksi kelapa sawit.

"Perlu upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas petani untuk mengatasi kendala ini dan meningkatkan produksi kelapa sawit di Bengkulu," ungkapnya.

Pemerintah daerah Bengkulu juga diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih besar kepada petani sawit. Langkah-langkah seperti penyediaan bantuan teknis, pendidikan pertanian yang efektif, serta fasilitas dan infrastruktur yang memadai perlu diambil untuk membantu petani meningkatkan produktivitas mereka.

"Pemerintah juga perlu memberikan dukungan yang lebih besar kepada petani sawit agar bisa meningkatkan produktivitas tanaman sawit," pungkasnya.

 

Komentar Via Facebook :