https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Perusahaan Kelimpungan, Sawit Terancam Tak Laku

Perusahaan Kelimpungan, Sawit Terancam Tak Laku

Ketua Umum Aspekpir Indonesia, Setiyono. (Istimewa/Elaeis)


Jakarta, elaeis.co - Kebijakan larangan ekspor bahan baku dan minyak goreng masih dinilai menjadi sumber jebloknya harga tandan segar buah (TBS) kelapa sawit di Indonesia. Malah saat ini produksi kelapa sawit petani terancam tidak laku.

Pasalnya, saat ini tangki penimbunan CPO di perusahaan kelapa sawit (PKS) sudah membludak. Sementara perusahaan justru kelimpungan untuk menjual CPO lantaran keran ekspor ditutup lewat karangan yang diumumkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu itu.

"Pemerintah seharusnya cepat mencabut larangan itu. Sekarang secara resmi TBS sudah turun Rp1.000/kg," ujar Ketua Umum Aspekpir Indonesia, Setiyono kepada elaeis.co, Selasa (10/5).

Menurutnya jika kebijakan itu tetap dijalankan, maka kondisi ini akan semakin buruk. Saat tangki penimbunan CPO PKS sudah penuh, maka perusahaan tidak akan menerima atau membeli TBS dari petani. Otomatis petani akan kehilangan mata pencaharian.

Satgas Pangan yang awalnya dinilai memiliki kewenangan untuk mengurai buruknya kondisi tersebut saat ini justru dianggap tidak bertaji lagi. Malah hanya akan percuma jika turun ke lapangan.

"Sudah terlambat. Solusinya ya pasar harus dibuka," tuturnya.

Terlebih, saat ini pasar CPO justru diambil alih oleh Malaysia. Negara nomor dua terbesar pengekspor CPO itu mengambil kesempatan lantaran larangan ekspor dari presiden tadi.

"Pas nanti dibuka, Indonesia pasti akan kehilangan pasar. Malah kalau sampai para negara konsumen CPO itu sudah teken kontrak dengan Malaysia maka kondisinya akan semakin rumit," imbuhnya 

Alhasil kata Setiyono Indonesia akan kembali berpatokan dengan harga CPO Malaysia lagi. Ia berharap kebijakan tersebut segera dihentikan agar petani tidak kembali menjadi korban.

"Petani akan demo atau unjuk rasa, ini percuma gak ada artinya. Kecuali kran ekspor kembali dibuka oleh pemerintah," tandasnya.

Komentar Via Facebook :