Berita / Sumatera /
Petani di Bengkulu Tengah Desak Pemerintah Selesaikan Masalah Penurunan Produksi Kelapa Sawit
Bengkulu, Elaeis.co - Petani di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu mendesak pemerintah menyelesaikan masalah penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di daerah. Sebab meskipun harga TBS kelapa sawit telah mencapai Rp 2.500 per kilogram, petani masih belum merasakan kesejahteraan yang diharapkan.
Salah satu petani sawit di Desa Batu Raja Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah, Roni Safaringga mengungkapkan, kekhawatiran atas penurunan produksi kelapa sawit yang signifikan. Sebab tanaman sawit yang dulunya produktif dan mampu menghasilkan TBS kelapa sawit hingga 1 ton per hektar, saat ini hanya mampu memproduksi maksimal 500 kilogram.
"Kami sangat sedih dengan situasi ini. Tanaman sawit yang dulu produktif, kini hanya menghasilkan 300-500 kilogram per hektar," ungkap Roni, Kamis 14 Maret 2024.
Baca Juga: Tanam Padi Gogo, Petani Sawit di Bengkulu Bisa Untung Rp 39,6 Juta
Roni menambahkan, penurunan produksi TBS kelapa sawit tersebut telah berdampak langsung ke pendapatan petani. Dimana setiap kali panen rata-rata hanya mampu mengantongi hingga Rp 1,2 juta.
"Pendapatan kami turun drastis. Sebelumnya, kami bisa mengantongi Rp 2 juta per panen, kini hanya mendapat Rp 750 ribu hingga Rp 1,2 juta," tambah Roni.
Melihat kondisi tersebut, Roni bersama ribuan petani sawit di Bengkulu Tengah mendesak pemerintah daerah dan pusat untuk segera bertindak. Mereka menuntut solusi konkret agar produksi kelapa sawit dapat pulih dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani.
"Kami meminta solusi konkret agar produksi kelapa sawit dapat pulih dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani," pungkasnya.
Baca Juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Diprediksi Terus Meningkat, Ini Penyebabnya!
Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, John Simamora menegaskan, pentingnya tindakan cepat dari pemerintah. Salah satunya membuat kebijakan yang mendukung agar produksi kelapa sawit kembali normal.
"Kami butuh kebijakan yang mendukung agar produksi kelapa sawit kembali normal. Kesejahteraan petani harus menjadi prioritas," ujar John.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu Tengah, M Rizon mengakui, adanya permasalahan serius dalam produksi kelapa sawit di daerah Bengkulu. Untuk mengatasi masalah itu, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah pusat termasuk perusahaan kelapa sawit besar, untuk mencari solusi bersama.
"Kami berharap dapat menemukan solusi yang memuaskan semua pihak dan mendukung kesejahteraan petani," kata Rizon.
Meskipun demikian, para petani tetap berharap agar solusi yang diambil dapat memberikan hasil yang nyata dan berkelanjutan.
"Kami tidak ingin hanya mendengar janji-janji kosong. Kami butuh tindakan nyata yang bisa kami rasakan di lapangan," tegas Rahmat Supriyadi, Petani Sawit lainnya.
Komentar Via Facebook :