Berita / Sumatera /
Petani di Negeri Seribu Parit Perkuat Praktik Pertanian Sawit Berkelanjutan
Tembilahan, elaeis.co - Perkumpulan petani kelapa sawit swadaya di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, duduk bersama dengan Widya Erti Indonesia (WEI) dalam rangka memperkuat praktik pertanian sawit berkelanjutan, Rabu (20/12).
Kegiatan itu dikemas dalam "Hari Temu Tani" yang diselenggarakan di Desa Petalongan, sebagai temu penting bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai standar ISPO dan RSPO melalui program sekolah lapangan menuju tata kelola kebun kelapa sawit berkelanjutan.
Direktur Eksekutif WEI, Wiranatha Krisna, mengatakan bahwa tahun ini tercatat peningkatan signifikan dalam jumlah petani yang terlibat dalam program SLKS di Inhil dengan total 770 petani telah mengikuti program ini.
Dari jumlah tersebut, lanjutnya, sekitar 126 petani telah berhasil mendapatkan sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sedangkan 271 petani lainnya sedang menjalani proses audit sertifikasi.
"Kami sangat bangga dengan pencapaian yang signifikan ini, lebih dari 700 petani telah mengikuti SLKS. Sebuah langkah besar dalam upaya kami untuk memajukan pertanian kelapa sawit yang berkelanjutan," terangnya kepada elaeis.co, Kamis (21/12).
Dia mengajak para alumni SLKS untuk terus mendorong rekan-rekan petani lainnya agar ikut serta dalam program tersebut sebagai bagian dari komitmen bersama dalam memperbaiki standar pertanian.
Terpisah, Dian Reza, selaku Kepala Bidang Penyuluhan di Dinas Perkebunan Inhil, mengapresiasi gebrakan yang dilakukan Widya Erti Indonesia dan Unilever. "Inisiatif seperti ini sangat penting dalam pengembangan sektor perkebunan di daerah kami," tuturnya.
Sisi lain, Dian juga berharap dengan program itu bisa berkolaborasi lebih jauh dengan Widya Erti Indonesia dan para pemangku kepentingan lainnya. "Kami percaya melalui kerja sama yang kuat, kami dapat menciptakan dampak yang lebih besar bagi pertanian kelapa sawit, baik untuk petani maupun lingkungan," pungkasnya.
Pada kesempatan ini, petani sawit swadaya yang merupakan alumni Sekolah Lapang Kelapa Sawit membagikan pengalaman berharga yang mereka dapatkan.
Salah satu aspek penting yang akan dibahas adalah tantangan yang mereka hadapi dalam mengakses bibit kelapa sawit berkualitas tinggi dan masalah legalitas lahan. Mereka menekankan pentingnya mendapatkan dukungan baik itu dari pihak pemerintah maupun lembaga terkait.
Acara ini juga menjadi platform strategis bagi petani untuk menyampaikan harapan dan kebutuhan mereka kepada pemerintah. Petani berharap pemerintah atau stakeholder terkait dapat menyediakan bibit berkualitas tinggi secara gratis atau dengan harga yang terjangkau dan untuk mempermudah proses legalisasi lahan.
Harapan ini mencerminkan keinginan kuat para petani untuk meningkatkan produktivitas mereka sambil mematuhi standar lingkungan dan sosial yang bertanggung jawab.
Hari Temu Tani Inhil 2023 ini lebih menekankan pada pengalaman dan kemajuan petani sawit swadaya, sebagai upaya bersama dalam mewujudkan praktik pertanian kelapa sawit yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Diharapkan juga adanya peningkatan keterampilan dan pengetahuan, serta membangun komunitas petani yang saling mendukung dan terlibat dalam dialog konstruktif dengan berbagai pihak untuk memperjuangkan keberlanjutan di sektor kelapa sawit.
Komentar Via Facebook :