https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Duku di Kaur Menderita Akibat Harga Murah, Lebih Rendah dari Kelapa Sawit

Petani Duku di Kaur Menderita Akibat Harga Murah, Lebih Rendah dari Kelapa Sawit

Petani mengeluhkan harga duku di Kabupaten Kaur anjlok. Foto: Sangun Doya.


Bengkulu, Elaeis.co - Petani duku di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, menghadapi masa sulit akibat harga duku yang terjun bebas. Situasi ini membuat petani duku menderita, karena harganya lebih rendah daripada harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.

Menurut salah satu petani duku dari Desa Tebing Rambutan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, 
Edi Oktadinata mengatakan, kondisi harga duku saat ini sangat memprihatinkan. Bahkan lebih murah dibandingkan dengan harga TBS kelapa sawit
"Harga duku sangat murah. Bahkan lebih murah dibandingkan dengan harga TBS kelapa sawit," ungkap Edi, Senin 25 Maret 2024.

Baca Juga: Ekspor CPO di Bengkulu Terkendala

Edi menyampaikan bahwa saat ini harga duku di tingkat petani hanya mencapai Rp 1.500 per kilogram. Sementara harga TBS kelapa sawit hampir mencapai Rp 3 ribu per kilogram di daerah ini. 
"Harga duku murah, padahal bisanya bisa sampai Rp 15 ribu per kilogram," tambahnya.

Kondisi ini membuat petani duku kehilangan semangat untuk memanen buah duku. Mereka lebih memilih membiarkan buah duku rontok di bawah pohon. 
"Biarlah buahnya rontok sendiri, untuk makan monyet dan babi saja," ujar Edi.

Baca Juga: PKS Jangan Bermain Timbangan Sawit

Kondisi harga yang tidak menguntungkan ini juga mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat petani duku di Kabupaten Kaur. Banyak di antara mereka yang merasa terbebani dengan pendapatan yang minim dari hasil panen duku.
"Harusnya kami mendapatkan banyak keuntungan dari penjualan duku, tapi ini pendapatan sangat minim dari hasil panen duku," tuturnya.

Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. 
"Kami berharap ada upaya dari pemerintah untuk membantu meningkatkan harga duku agar petani bisa mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil kerja keras mereka," pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Kaur, Lismidianto mengaku,  pihaknya menyatakan sedang melakukan kajian untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi masalah ini. Diharapkan dengan adanya perhatian dan tindakan yang tepat, masalah ini dapat segera diselesaikan sehingga petani duku di Kabupaten Kaur dapat kembali merasakan kesejahteraan dari usaha pertanian mereka.
"Kami sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi terbaik guna meningkatkan harga duku agar petani tidak terus menderita," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :