https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Inhil Dapat Duit Dari Proses Uji Rendemen

Petani Inhil Dapat Duit Dari Proses Uji Rendemen

Foto: Petani saat lakukan pemisahan daging buah sawit dengan cangkangnya (ricis).


INHIL, Elaeis.co - Manijo bersama delapan rekanannya, mendapatkan duit dari tim Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Duit itu dikasih sebagai upah mereka karena telah membersihkan buah kelapa sawit dari tandannya selama dua hari.

Wanita 40 tahun itu pun sumringah mendapatkan duit tersebut, sebab evaluasi proses mulai mengupas daging buah sawit terpisah dari cangkang (ricis) yang dijadikan sebagai sampel untuk uji rendemen diganjar cukup lumayan. 

"Kerjanya gotong-royong, untuk ricis dibayar Rp 20 ribu/sampel, sedangkan brondol/tandan Rp 35 ribu, jadi total penghasilan jika dikali masing-masing 40 sempel atau tandan maka mencapai Rp 2,2 juta," kata Manijo menjawab Elaeis.co, Rabu (13/10). 

Menurut Manijo, sebagai warga Desa Kempas Jaya, Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, duit segitu setelah pembagian diserahkan, baginya cukup setimpal memenuhi kebutuhan dapur.

Disisi lain, Tedi Susilo, Plt Ketua DPD APKASINDO Indragiri Hilir mengaku sangat senang warga di daerahnya kecipratan rezeki dari kegiatan itu.

"Delapan petani sawit tadi semuanya anggota kelompok tani binaan kita. Ini suatu keberuntungan bagi petani sawit swadaya, dengan adanya usulan APKASINDO uji rendemen terlaksana dan di biayai oleh BPDPKS," kata dia. 

Tujuan kegiatan itu untuk menengok kualitas minyak CPO sawit petani. Jika memenuhi standar penghitungan rendemen di atas 20%, maka kelapa sawit petani punya nilai jual ke pabrik dan harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam Pergub Riau tentang harga sawit.

Menurutnya, selama ini petani mandiri tidak dianggap dalam kegiatan itu. Sebab, selama ini petani yang tergabung dalam Gapoktan disuruh uji rendemen sendiri. Tentu tidak akan terbayar karena anggarannya cukup besar mencapai ratusan juta rupiah.

"Nah, jika Gapoktan sendiri yang lakukan, enggak akan sanggup bayarnya. Maka dari itu, kita perjuangkan hal ini agar ada kesetaraan antara petani swadaya dengan plasma," kata dia.

Komentar Via Facebook :