Berita / Sumatera /
Petani ini Padukan Pupuk Kimia Dengan Organik, Begini Hasilnya
Pangkalpinang, Elaeis.co - Upaya Ari Sulistyadi untuk lepas dari ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin mahal dan langka mulai membuahkan hasil. Empat bulan terakhir menggunakan pupuk organik, kebun sawitnya di Pulau Bangka mulai menunjukkan pertumbuhan yang baik.
"Pertumbuhan daunnya mulai signifikan. Jumlah tandan yang muncul pun meningkat. Saya catat per pohon tandan yang baru muncul sudah ada delapan, walau masih buah pasir. Sudah tumbuh bunga dan didominasi bunga betina," kata Ari kepada Elaeis.co, Kamis (11/11/2021).
Bendahara DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Provinsi Bangka Belitung (Babel) ini lalu membandingkan sewaktu dia menggunakan 100 persen pupuk kimia yang hanya menghasilkan empat atau lima tandan per enam bulan. Mayoritas bunga yang muncul adalah bunga jantan.
Pemilik belasan hektar kebun sawit ini memang belum meninggalkan pupuk kimia 100 persen. Namun melihat pertumbuhan tanaman sawit di kebunnya, Ari tak menyesal menggunakan pupuk organik.
"Yang delapan tandan itu baru generasi pertama. Kan setiap pohon punya tandan generasi pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Di setiap ketiak pelepahnya muncul buah. Di lahan sekitar tujuh hektar yang saya uji coba, semua sudah berbuah. Di lahan saya yang lainnya akan menyusul diberikan perlakuan yang sama," kata konsultan perkebunan sawit ini.
Sebagai petani sekaligus konsultan bagi perusahaan perkebunan sawit, Ari mengaku sengaja menggunakan pupuk organik. Selain untuk menghemat pengeluaran karena harga pupuk kimia yang terus naik, ia juga ingin menunjukkan ke pengguna jasa kalau penggunaan pupuk organik di kebun sawit akan memberikan hasil yang lebih baik dibanding sebelumnya.
"Saya tunjukkan dulu kalau kebun sawit saya hasilnya bagus dengan menggunakan pupuk organik. Barulah nanti pihak lain atau perusahaan sawit yang menggunakan jasa saya bisa melihat langsung bagaimana perbandingannya. Kita tunggulah, masih beberapa bulan lagi baru buah yang baru muncul ini bisa dipanen," kata Ari.
Rekan Ari, Indra Sanjaya, yang dihubungi secara terpisah, mengaku terinsipirasi dengan cara pemupukan tersebut. Indra ingin memadukan penggunaan pupuk organik dan kimia dengan komposisi yang seimbang.
"Mumpung tanaman sawit saya masih muda, baru tahun tanam ke empat atau ke lima. Saya juga ada penangkaran bibit sawit, enggak salah juga kalau saya belajar dari Pak Ari soal penggunaan pupuk organik ini," tegas Ketua DPW SAMADE Babel ini.
Komentar Via Facebook :