https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani ini Sudah Kebal Di-bully Penjual Bibit Abal-abal

Petani ini Sudah Kebal Di-bully Penjual Bibit Abal-abal

Ibransyah, petani sawit swadaya yang bangga menggunakan benih sawit bersertifikasi meski panen kecaman dari para pedagang bibit abal-abal. (Dok. pribadi)


Palembang, Elaeis.co - Kebun sawitnya cuma dua hektar. Namun Ibransyah teguh memegang prinsip. Asal-usul bibit di kebunnya harus jelas, tersertifikasi, dan bisa dipertanggungjawabkan. 

"Taruhannya adalah produktivitas sawit selama 25 tahun," kata petani sawit yang tinggal di Kecamatan Kikim Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, itu kepada Elaeis.co.

Dia sangat berhasrat menularkan prinsip itu kepada petani swadaya lainnya dan mengajak sebanyak-banyaknya petani menanami kebunnya dengan benih unggul.

"Dan sikap ngotot saya menggunakan benih bersertifikasi saya publikasikan di akun Facebook saya. Saya tak bosan menyarankan petani swadaya pakai benih tersertifikasi," katanya.

Tapi respon yang dia terima di luar dugaan, akun media sosialnya dibanjiri kecaman bahkan makian. "Entah dari mana dapatnya, kecaman juga masuk ke nomor WA saya," bebernya.

Anggota DPD Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Sumsel ini pun mencoba mengecek pemilik akun yang mengecam, memaki, bahkan berargumentasi secara kasar padanya soal benih bersertifikasi. 

"Ternyata, rata-rata adalah distributor atau penjual benih abal-abal. Ada juga beberapa petani yang pakai benih abal-abal dan produksi buah sawitnya tidak maksimal," ungkapnya.

Ibransyah mengaku tak peduli dengan ocehan mereka. Ia tetap konsiten menanam bibit bersertifikasi di kebunnya.

"Yang sehektar sudah saya tanami 127 batang sawit varietas Sriwijaya yang diproduksi PT Binasawit Makmur. Yang sehektar lagi saya siapkan bibit produksi Tania Selatan," sebutnya.

Kebunnya memang belum menghasilkan. Namun dengan perawatan yang rutin, Ibra merasa puas melihat pertumbuhan tanaman sawitnya. "Sudah mirip punya tetangga saya tengok, daunnya hijau, cantik," ujarnya. 

ia mengaku terinsipirasi dari para petani di SAMADE Sumsel yang menggunakan bibit bersertifikasi. Ia melihat jelas bagaimana tandan buah segar (TBS) rekan-rekannya itu diterima sangat baik oleh pihak pabrik kelapa sawit (PKS).

"Wah, saya lihat TBS mereka dikasih harga yang mantap oleh PKS. Itu yang memotivasi saya untuk menggunakan bibit bersertifikasi," jelasnya.

Untuk memudahkan petani lainnya mendapatkan benih unggul, beberapa waktu terakhir dia menjual kecambah produksi ASD-Bakrie, Tania Selatan, Binasawit Makmur, dan lainnya.

"Masih partai kecil jualannya. Yang penting petani lainnya mau pakai dan mudah mendapatkan benih bersertitifkasi," tujasnya.

"Untungnya tipis saja, tapi lumayanlah untuk membantu dapur tetap mengepul. Kebun saya belum TM-1 atau panen perdana," tutupnya.

Komentar Via Facebook :