Berita / Sumatera /
Setelah Duit Anggota Tak Kunjung Cair
Petani KOPSA-M: Untung Ada PTPN V
Pekanbaru, elaeis.co - Mata perempuan 63 tahun itu makin berkaca-kaca saat dipanggil menerima duit hasil panen kebunnya dua hari lalu.
"Alhamdulillah..., untunglah PTPN V ini mau ngasi talangan, awak tak lagi ngutang sana-sini agar dapur bisa ngebul," setengah bergumam perempuan ini beranjak dari duduknya.
Apa yang diterima Lastri dan kawan-kawan itu adalah bagian dari pembayaran talangan kedua untuk 61 orang pekebun dan pekerja. Nilainya Rp202,6 juta.
Sementara pembayaran talangan pertama dilakukan awal November untuk 45 orang sebesar Rp233,7 juta. Ini berarti, sudah Rp436 juta duit talangan dari PTPN V itu diterima petani dan pekerja.
Tiga bulan belakangan, Lastri bersama rekannya sesama anggota Koperasi Sawit Makmur (KOPSA-M) Desa Pangkalan Baru Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar, Riau, sudah ngutang sana-sini demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang yang bekerja di kebun KOPSA-M itu juga bernasib sama.
'Lenyap'nya pengurus KOPSA-M yang selama ini dikomandani oleh Antoni Hamzah, disebut menjadi pangkal masalahnya.
Lelaki 53 tahun ini tak pernah lagi nongol di kebun atau kantor koperasi. Padahal, urusan pencairan duit hasil penjualan Tandan Buah Segar (TBS) kebun, tekenan dosen pasca sarjana Universitas Riau ini menjadi salah satu penentu.
Soalnya duit berada di rekening bersama (escrow account) KOPSA-M dan PTPN V. Jadi harus dua pihak yang bertanda-tangan di buku cek, baru bisa cair.
Sudah bolak-balik petani mencari Antoni, bahkan ke rumahnya di Pekanbaru pun sudah didatangi. Hasilnya nihil.
Apa yang sedang dialami oleh para petani ini akhirnya sampai juga ke telinga Kepala Desa Pangkalan baru, Yusry Erwin.
Pada 23 September lalu, Pemerintah Desa (Pemdes) Pangkalan Baru akhirnya mengundang petani, pekerja, pengurus KOPSA-M, pengurus KOPSA-M versi Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) dan PTPN V untuk ketemu.
Pengurus KOPSA-M versi RALB ini hadir setelah pengurus KOPSA-M versi Antoni cs dianggap sudah abai dengan anggota.
"Semua yang saya undang, datang. Kecuali Antoni cs yang sejak Agustus lalu sudah tak mengurusi KOPSA-M lagi," cerita Yusry.
Alhasil pertemuan itu kata Yusri tidak berbuah hasil lantaran solusi yang diharapkan mentok di pengurus KOPSA-M yang lama.
Antoni atau bendaranya, Asep, harus ikut meneken bilyet cek rekening escrow itu baru duit bisa dicairkan di bank. "Kalau PTPN V enggak ada masalah, mereka siap meneken meski saat ini ada dualisme kepengurusan di KOPSA-M," ujarnya.
Meski tak ada solusi, yang ikut rapat bersepakat menyusun daftar permintaan uang untuk segera dibawa ke Antoni atau bendaharanya agar bisa diteken.
"Kami tak menemukan Antoni. Tekenan Asep tidak berlaku lagi lantaran yang bersangkutan ternyata sudah mengundurkan diri," ujar Yusry.
Tak mau larut dengan masalah yang ada, Yusry coba menyurati PTPN V. "Alhamdulillah respon PTPN V sangat positif, perusahaan mau membantu melalui dana talangan," katanya.
Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa, sendiri mengaku bahwa keputusan untuk memberikan dana talangan itu pure lantaran prihatin dengan kondisi petani dan pekerja.
"Petani dan pekerja itu mitra kami lantaran kebun KOPSA-M adalah mitra kami. Tentu kami harus mengedepankan rasa kepada mereka," ujar Jatmiko.
Lagi pula kata lelaki 50 tahun ini, dana talangan itu juga bakal dikembalikan KOPSA-M ke perusahaan saat rekening bersama sudah bisa dicairkan.
"Enggak ada bunga atau beban tambahan apapun dalam talangan itu. Tujuan kita cuma satu, memudahkan serta memberikan hak petani dan pekerja sebagaimana mestinya," Jatmiko memastikan.
Nelson Gultom, salah seorang petani anggota KOPSA-M mengaku sangat bersyukur atas kebijakan PTPN V itu.
"Kami sangat berterimakasih kepada manajemen PTPN V, Kepala Desa Pangkalan Baru dan Pengurus Kopsa-M RALB, semoga Tuhan yang maha esa membalas semua kebaikan ini," kata lelaki 42 tahun ini.
Terkait apa yang sedang terjadi di tubuh KOPSA-M, Nelson mengaku sudah sampai ke telinga Kantor Staf Presiden (KSP).
Malah pada 12 November lalu, Deputi II KSP, Abet Nego Tarigan sudah datang menemui pekerja dan petani.
Tak pelak, Antoni jadi topik omongan para petani dan pekerja ini. "Dia berkoar-koar seolah membela petani, tapi dia yang justru menyengsarakan kami sampai-sampai kami harus berutang sana-sini lantaran tak kunjung gajian," katanya.
Nelson berharap KSP bisa membantu KOPSA-M kembali normal dengan kepengurusan yang baru. Sayang kebun ini tidak terurus di saat harga sedang bagus-bagusnya," ujar Nelson.
Komentar Via Facebook :