Berita / Kalimantan /
Petani Merasa Diberi Harapan Palsu karena Pemerintah Tidak Serius Soal Bursa CPO
Samarinda, elaeis.co - Para petani kelapa sawit setakat ini masih menunggu realisasi kebijakan Bursa Komoditi (Bursa CPO) yang beberapa waktu lalu digaungkan pemerintah.
Namun kebijakan yang digadang-gadang Menteri Perdagangan dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang katanya akan resmi terbentuk pada akhir Juni lalu, hingga kini belum juga diluncurkan.
Sekretaris Apkasindo Kaltim, Daru Widiyatmoko, menilai perintah tidak serius menghadirkan program yang diklaim akan menjadi patokan harga CPO di Nusantara itu. "Pemerintah tidak serius dalam menetapkan harga CPO lewat Bursa CPO itu. Kita justru bertanya, ada apa ini?" ujarnya kepada elaeis.co, Rabu (13/9).
Menurut Daru, petani justru merasa diberi harapan palsu dengan tidak kunjung terealisasinya program tersebut.
Saat ini, lanjut Daru, harga CPO mengalami penurunan. Akibatnya harga tandan buah segar (TBS) milik petani khususnya petani swadaya juga anjlok. Bahkan turun sampai Rp200/kg.
"Petani berharap program Bursa CPO ini segera terealisasi. Sehingga harga CPO ditentukan sendiri oleh Indonesia dan harga kelapa sawit petani menjadi naik dan stabil," tandasnya.
Untuk diketahui begini rincian harga penetapan harga kelapa sawit untuk periode ini ;
Usia 3 tahun Rp1.910,83/kg
Usia 4 tahun Rp2.042,20/kg
Usia 5 tahun Rp2.050,66/kg
Usia 6 tahun Rp2.071,79/kg
Usia 7 tahun Rp2.083,65/kg
Usia 8 tahun Rp2.099,78/kg
Usia 9 tahun Rp2.140,88/kg
Usia 10 tahun Rp2.166,29/kg
Sementara harga hasil kebun petani swadaya sebelumnya di sekitaran Rp2.500/kg. Sementara saat ini turun menjadi sekitar Rp2.300/kg.
Komentar Via Facebook :