Berita / Sumatera /
Petani Ngos-ngosan Tutupi Biaya Operasiomal Kebun
Bengkulu, elais.co - Petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, mengeluhkan biaya yang mahal untuk membeli pupuk yang diperlukan untuk merawat tanaman kelapa sawit. Bahkan setiap 6 bulan sekali wajib mengeluarkan biaya hingga Rp 4,5 juta per hektare untuk membeli pupuk non subsidi jenis KCL.
Salah satu petani kelapa sawit yang merasakan dampak dari biaya pupuk yang mahal adalah Nurdin, seorang petani kelapa sawit yang telah menjalankan usahanya selama 20 tahun di Kabupaten Bengkulu Tengah. Menurut Nurdin, biaya pupuk yang harus dibayarkan setiap enam bulan sekali mencapai Rp 4,5 juta.
"Dengan uang Rp 4,5 juta, bisa membeli pupuk KCL Mahkota sebanyak 5 karung ukuran 50 kilogram," katanya, kemarin.
Menurutnya, hasil penjualan buah sawit hanya Rp 5 juta dalam sekali panen. Pendapatan tersebut menurut Nurdin belum mampu menutupi seluruh biaya operasional kebun.
"Kami harus berusaha keras untuk mendapatkan uang untuk membeli pupuk setiap enam bulan sekali. Kami juga harus membayar gaji untuk pekerja kami dan biaya lainnya," keluhnya.
Para petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah berharap pemerintah dapat memberikan subsidi pupuk untuk membantu mengurangi biaya yang harus mereka keluarkan setiap enam bulan sekali.
"Subsidi pupuk akan sangat membantu kami dalam menjalankan usaha," ujarnya.
Sementara itu, Agus, seorang penjual pupuk di Kabupaten Bengkulu Tengah, mengatakan bahwa harga pupuk KCL Mahkota sudah naik sekitar 20% dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku yang digunakan untuk membuat pupuk.
"Harga pupuk tergantung pada harga bahan baku. Jika harga bahan baku naik, maka harga pupuk juga akan naik," tutupnya.
Komentar Via Facebook :