Berita / Nasional /
Petani Pasrah Hasil Kebun Dijarah di Depan Mata
Palangka Raya, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Kabupaten Seruyan saat ini tengah dilema lantaran menghadapi penjarahan yang terjadi di kebun kelapa sawitnya. Tidak tanggung-tanggung pencurian buah kelapa sawit itu dilakukan secara terang-terangan dengan jumlah yang besar. Petani wilayah itu mengaku merugi hingga ratusan juta rupiah.
"Saat ini memang banyak sekali penjarahan di wilayah Seruyan khususnya di Desa Sukamandang. Bahkan terjadi siang dan malam," ujar Ketua Aspek-PIR Kalteng, Yusroh Fataqin kepada elaeis.co, Senin (11/12).
Bukan hanya rugi lantaran kehilangan penghasilan, kata Yusroh kebun petani juga terancam rusak. Sebab pelaku pencurian tidak hanya mengambil buah yang sudah masak, namun juga buah yang tergolong masih mentah.
Lanjut Yusroh, kasus ini sudah mengarah pada penjarahan. Sebab dalam aksinya para pelaku berkelompok kemudian diangkut dengan menggunakan ratusan mobil pick up. "Petani sudah sangat kebingungan lantaran tidak tahu harus mengadu kepada siapa lagi. Mengadu kepada pemerintah juga belum ada kepastian kapan akan dilakukan penertiban," ujarnya.
Sementara lanjut Yusroh, petani tidak dapat berbuat apa apa lantaran memikirkan keselamatan. Padahal kebun itu adalah sumber penghasilan petani untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.
Usut punya usut, penjarahan ini terjadi lantaran kelompok itu tidak lagi dapat mencuri di perkebunan perusahaan, sebab penjaga diperketat. Imbasnya sawit warga menjadi sasaran kelompok tersebut.
Sebetulnya kata dia, ini masih berkaitan dengan tidak terlaksananya permintaan masyarakat terkait kebun plasma 20% yang dijanjikan perusahaan. Bentrokan sempat pecah beberapa waktu lalu hingga kini kebun warga ikut dipanen sebagian dari masyarakat itu.
"Para pencuri tersebut rata-rata bukan berasal masyarakat yang ada di sekitar kebun sawit. Namun, mereka berasal dari wilayah luar kecamatan bahkan di luar Kabupaten Seruyan. Petani sendiri tidak ada yang berani menghalangi karena mereka semua ini mengatasnamakan dengan adat. Sedangkan petani mayoritas adalan warga transmigrasi," bebernya.
Padahal lanjut Yusroh, pelaku yang ikut dalam pencurian itu tidak semua satu suku. Petani juga sudah berusaha melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib, namun setiap berhasil ditangkap dilepaskan kembali. Malah sampai saat ini tidak ada tindakan apa-apa, sehingga mereka semua pasrah dengan keadaan tanpa pemerintah bantu solusi sedikitpun," cetusnya.
Kata Yusroh beberapa desa yang menjadi korban penjarahan tersebut meliputi Desa Sukamandang, Desa Suka Maju, Suka Makmur, Sukorejo, Bumi Jaya, Batu Agung, Suka Jaya, Panca Jaya dan Ringin Agung .
Komentar Via Facebook :