Berita / Kalimantan /
Petani Ragukan BaBe-Bun untuk PSR, Cemaskan Benih akan Menjadi Sia-sia
Samarinda, elaeis.co - Wakil Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kalimantan Timur (Kaltim), Daru Widiyatmoko, meragukan Babe-Bun bisa menjangkau petani, khususnya yang berkaitan dengan program peremajaan sawit rakyat (PSR).
"Sebagai petani, kita ragu jika Babe-Bun itu dikaitkan dengan program PSR," ujar Daru, Jumat (28/7).
Kepada elaeis.co, Daru menjelaskan keraguannya itu lantaran pengajuan PSR tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan ada yang sampai bertahun-tahun belum juga lolos untuk mengikuti program dari BPDPKS itu.
Jika sudah begitu, menurut Daru, maka benih yang juga memiliki batas usia untuk dilakukan penanaman di lahan akan semakin berumur. Sehingga benih yang dijajakan lewat Babe-Bun itu justru menjadi sia-sia.
"Jadi tidak signifikan jika dikaitkan dengan program peremajaan," imbuhnya.
Namun, jika benih itu disuguhkan untuk petani yang ingin meremajakan kebunnya secara mandiri tentu sangat membantu. Sebab tidak perlu melewati proses pengajuan seperti program PSR.
"Kalau untuk petani yang memang membutuhkan benih bersertifikat dan unggul tentu sangat membantu. terlebih yang mengerti cara pengoperasian aplikasi tersebut," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), Gunawan, mengatakan saat ini aplikasi Babe-Bun memiliki stok 11 juta batang bibit kelapa sawit bersertifikat dari 37 penangkar.
Sementara sejak diresmikan, sudah ada 6 koperasi peserta PSR yang telah memesan sebanyak 60.000 batang bibit.
"Jumlah penangkar yang tergabung dalam aplikasi ini juga akan terus bertambah, seiring dengan semakin banyaknya produsen pembesaran yang mengajukan permohonan ke Babe-Bun PSR," ujarnya kepada media beberapa waktu lalu.
Diakuinya, petani sawit saat ini memiliki kemudahan dalam mengakses benih kelapa sawit melalui 19 produsen sumber benih kecambah yang menghasilkan 70 varietas benih unggul.
Tersedia juga 216 produsen benih pembesaran yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga petani peserta PSR tidak memiliki kesulitan dalam mendapatkan bibit sawit unggul.
Komentar Via Facebook :