Berita / Sumatera /
Petani Sawit Belum Mau Pakai Kompos Buatan Lokal, ini Sebabnya
Kuala Tungkal, elaeis.co - BUMDes Makmur Bersama di Desa Tanjung Makmur, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi, berhasil memproduksi dan menjual ratusan ton pupuk kompos. Namun petani kelapa sawit setempat belum mau menggunakan pupuk kompos tersebut untuk kebunnya.
Hal ini diungkapkan oleh sekretaris BUMDes Makmur Bersama, Ryan Anggraini, kepada elaeis.co, Minggu (8/5) siang. Menurutnya, penjualan pupuk kompos sebenarnya sangat mememuaskan.
“Alhamdulillah penjualan pupuk kompos buatan BUMDes Makmur Bersama meningkat dari sebelumnya. Kebanyakan dibeli oleh petani-petani dari luar desa kami. Petani di Desa Tanjung Makmur ada juga yang beli, tapi bukan untuk sawit. Mereka beli untuk memupuk tanaman lain,” kata Ryan.
Ia menyebutkan, petani sawit di desanya tak membeli pupuk kompos karena stok pupuk kimia jatah koperasi untuk peremajaan sawit rakyat (PSR) masih ada.
“Kalau yang beli pupuk kompos dari desa sini paling untuk tanaman pekarangan atau tanaman tumpang sari seperti jagung, cabe, kacang tanah, di lahan yang baru di-replanting,” jelasnya.
Ryan menyebut, stok pupuk kompos buatan BUMDes saat ini tersedia sekitar 195 ton. Selama beberapa bulan terakhir sudah laku 100 ton.
“Produksi rata-rata sebulan 100 ton, dari Februari sudah produksi 295 ton. Sudah laku 100 ton, ini meningkat dari sebelumnya,” tuturnya.
Ada dua jenis kemasan pupuk kompos, yakni karung isi 20 kg dan 30 kg. “Kalau sekarang lebih banyak karung yang isi 20 kg, kalau sebelumnya lebih banyak yang kemasan 30 kg,” katanya.
Soal harga pupuk kompos, Ryan menyebut tidak berubah, per kilogramnya dibanderol Rp 1.200.
“Satu karung 20 kilo harganya Rp 24.000 dan yang 30 kilogram Rp 36.000,” tutupnya.
Komentar Via Facebook :