Berita / Nusantara /
Petani Sawit di Bengkulu Ancam Tak Bayar Pajak
Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Bengkulu, Duriman, mengancam tidak akan membayar pajak jika tidak ada jaminan dana yang disetor tidak akan disalahgunakan oleh segelintir oknum pejabat kantor pajak untuk memperkaya diri sendiri.
"Saya dan rekan-rekan petani lainnya sudah muak dengan keadaan ini. Setiap tahun kami membayar pajak yang jumlahnya tidak sedikit, tetapi hasilnya tidak pernah kami rasakan. Kami merasa dirugikan karena dana pajak yang kami bayarkan hanya dimanfaatkan untuk memperkaya pejabat kantor pajak," katanya, Minggu (26/2).
Menurutnya, pemerintah seharusnya mengawasi penggunaan dana pajak dengan lebih ketat dan mengambil tindakan tegas terhadap pejabat yang melakukan penyalahgunaan dana tersebut.
"Kami berharap pemerintah dapat memberikan kepastian bahwa dana pajak yang kami bayarkan akan digunakan untuk kepentingan yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya untuk kepentingan segelintir pejabat yang kaya raya," tegasnya.
Menanggapi hal ini, Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Neilmaldrin Noor mengatakan, pihaknya akan berusaha untuk memperbaiki penggunaan dana pajak dengan lebih efektif dan efisien. Ia menegaskan bahwa pajak yang dibayarkan oleh masyarakat harus digunakan untuk kepentingan negara dan masyarakat.
"Kami memahami kekhawatiran yang muncul. Kami akan berupaya untuk memperbaiki sistem penggunaan dana pajak agar lebih transparan dan akuntabel. Pajak yang dibayarkan oleh masyarakat harus digunakan untuk kepentingan negara dan masyarakat, bukan untuk kepentingan individu tertentu," ujarnya.
Sejumlah pihak menyayangkan ancaman boikot membayar pajak itu. Sebab, pajak merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap warga negara. Apabila ada masalah dalam penggunaan dana pajak, sebaiknya diselesaikan dengan cara yang lebih konstruktif.
"Meskipun ada masalah dalam penggunaan dana pajak, bukan berarti kita boleh mengabaikan kewajiban membayar pajak. Lebih baik mencari jalan keluar yang lebih konstruktif dengan mengedepankan dialog dan diskusi," tutupnya.
Komentar Via Facebook :