https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Sawit di Bengkulu Harus Dilindungi

Petani Sawit di Bengkulu Harus Dilindungi

Petani kelapa sawit di Bengkulu.


Bengkulu, elaeis.co - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Bengkulu menyerukan kepada pemerintah agar lebih aktif dalam melindungi petani sawit di tengah konflik agraria yang masih menghantui mereka. 

Sekretaris DPW Apkasindo Provinsi Bengkulu, John Simamora menegaskan, petani termasuk petani sawit, harus dilindungi sesuai dengan Undang-Undang Pokok Agraria tahun 1960.
"Kami akan terus mengawal agar amanat UUPA untuk melaksanakan reforma agraria terutama diperkebunan kelapa sawit benar-benar terwujud," ujar John, Minggu 18 Februari 2024.

John menyoroti praktik kolonial yang masih bertahan dalam sistem perkebunan, khususnya dalam hal alokasi lahan bagi masyarakat pedesaan. Dia menekankan perlunya perubahan dalam skema tersebut untuk menghindari ketimpangan, konflik, dan kemiskinan di pedesaan.
"Kita menyaksikan praktik kolonial masih bertahan dalam perkebunan sawit. Bahkan para petani sawit dan masyarakat adat di berbagai wilayah termasuk Bengkulu menjadi korban akibat mempertahankan tanahnya dan memperjuangkan keadilan dari sistem perkebunan sawit," paparnya.

John juga menyoroti berbagai masalah yang dihadapi petani sawit, termasuk hutang yang besar dalam skema koperasi plasma, serta pendapatan yang dikorupsi oleh skema kemitraan satu atap.
"Lambannya penanganan, lemahnya penegakan hukum serta ketidakberpihakan Pemerintah kepada petani sawit dan masyarakat adat merupakan faktor utama konflik yang terus terjadi dan berkepanjangan tanpa penyelesaian," lanjutnya.

Ia juga menilai bahwa pemerintah tidak memiliki konsep keadilan dalam sistem perkebunan sawit, terutama dengan adanya perubahan regulasi yang menghambat hak-hak petani.
"Termasuk upaya penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan yang cendrung diskriminasi dan sulit dioperasionalkan," paparnya.

John mendesak pemerintah untuk memprioritaskan peran petani dan koperasi dalam menggerakkan sistem perkebunan nasional, dengan mengurangi pemberian Hak Guna Usaha.
"Dengan demikian, petani bisa menjadi aktor utama dalam pembangunan perkebunan sawit di Bengkulu," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :