Berita / Sumatera /
Petani Sawit di Bengkulu Terancam Miskin Massal, ini Sebabnya
Bengkulu, elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu diminta untuk waspada terhadap penurunan produktivitas kelapa sawit rakyat di daerah. Pasalnya, produktivitas kebun rakyat di Bengkulu terancam menurun pada tahun ini dan diprediksi akan terus berlanjut hingga tahun depan.
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Sefty Yuslinah mengatakan, penurunan produktivitas kelapa sawit swadaya telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Itu sebabnya di mendesak pemerintah harus membuat langkah strategis agar kondisi itu tak berkepanjangan.
"Tidak boleh dibiarkan," kata Sefty, kemarin.
Ia mengaku, turunnya produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat disebabkan oleh 3 hal utama. Yakni rendahnya harga jual TBS, naiknya harga pupuk, dan dihapusnya perkebunan sawit dari daftar penerima pupuk bersubsidi mulai Juli 2022.
Akibatnya, katanya, hanya tinggal 12% petani swadaya yang memupuk sesuai dosis, 18% setengah dosis, sisanya 70% sama sekali tak lagi memupuk.
"Kalau ini terus berlanjut, maka produktivitas kelapa sawit di Bengkulu akan anjlok. Petani kelapa sawit terancam menjadi miskin massal," tuturnya.
Ia berharap pemerintah tidak menganggap enteng masalah ini. Sebab ketika produksi TBS kelapa sawit menurun, maka pendapatan petani kelapa sawit akan ikut menurun. Sehingga ancaman kemiskinan semakin menjadi nyata ke depannya.
"Ini bukan hal yang biasa, pemerintah harus memikirkan bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan ini, jangan sampai nasib petani terancam," ujarnya.
Dia mendesak Pemerintah Provinsi Bengkulu berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk menangani permasalahan ini. Jangan sampai masalah ini baru ditangani setelah produktivitas kelapa sawit benar-benar menurun dan petani banyak yang semakin miskin.
"Masalah ini harus diselesaikan saat ini juga, jangan ditunda-tunda lagi, karena nasib petani ada di tangan pemerintah," tandasnya.
Komentar Via Facebook :