Berita / Sumatera /
Petani Sawit di Rohul Mengaku Berdarah-darah Gara-gara Hal ini
Pasir Pangaraian, elaeis.co - Petani sawit mandiri yang ada di Kabupaten Rokan Hulu (rohul), Riau, mengeluh akibat harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit kian hari makin turun drastis. Sebaliknya, harga pupuk kimia malah makin mahal.
"Tadi ke peron dapat informasi harga turun lagi. Harga TBS hari ini hanya Rp 1.240/kg, kemarin masih Rp 1.520/kg. Hanya selang satu hari harga TBS turun Rp 280," kata Dani, petani sawit mandiri di Kuntodarussalam, kepada elaeis.co, Kamis (4/5).
Menurutnya, pendapatan dari kebun sudah tak sebanding lagi dengan pengeluaran. "Pas membeli pupuk kimia, malah lebih mahal dari harga sebelumnya," tukasnya.
Dani mengaku anjloknya harga TBS membuat petani merana. "Habis kita dibikin harga pupuk kimia. Sampai sekarang harganya antara Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta per karung 50 kg," sebutnya.
"Miris sekali, mana bisa petani memupuk lagi. Entah ini kebetulan atau bagaimana, setiap habis lebaran atau hari besar selalu saja begini kejadiannya," tambahnya.
Yang membuat dia heran, saat harga sawit anjlok, harga minyak goreng kemasan premium 2 liter masih bertahan antara Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu.
"Sawit turun, pupuk dan minyak goreng mahal. Petani yang berdarah-darah, entah kenapa bisa kayak begini," ujarnya.
Toni, petani sawit di Bonai, juga mengeluh karena harga TBS tak stabil. Seminggu jelang lebaran harga TBS masih dicangka Rp 2.000/kg.
"Tapi sejak lebaran turun terus, siang ini hanya Rp 1.300/kg. Panen sebelumnya, kita masih dapat harga sawit di tingkat petani mandiri seharga Rp 1.880/kg," sebutnya.
"Kalau turun terus begini, bisa terulang lagi kejadian beberapa tahun silam. Banyak petani putus asa dan kebun hancur karena harga tidak stabil," tambahnya.
Komentar Via Facebook :