Berita / Sumatera /
Petani Sawit Diajak Tanam Nenas
Jakarta, Elaeis.co - Anggota Bhabinkamtibmas Nagari Sambungo, Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, Bripka Rizki Abdul Hakim, menanam nenas di sela tanaman sawit. Kegiatan itu dilakukan untuk dorongan petani agar termotivasi melakukan pengembangan tanaman sela di kebun sawit di lahan gambut.
Wali Nagari Sambungo, Kecamatan Silaut, Rasimin mengatakan, budi daya nenas sebagaimana dilakukan oleh Bhabinkamtibmas di nagari itu merupakan salah satu upaya yang sangat tepat dan patut menjadi contoh oleh masyarakat. Buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi itu dikembangkan pada lahan gambut perkebunan kelapa sawit seluas 2 hektar.
“Sebab potensi lahan gambut untuk ditanami kelapa sawit oleh masyarakat di nagari ini sangat besar. Selama ini hanya dibiarkan begitu saja oleh pemilik. Setelah dilakukan uji coba oleh Bhabinkamtibmas, ternyata memiliki nilai tambah secara ekonomi, maka sangat patut untuk dicontoh,” katanya, dikutip Padang Ekspres.
Dia menambahkan, ke depan pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Bhabinkamtibmas untuk melakukan budi daya nanas di tanah kas nagari. “Nagari memiliki lahan kas seluas 8 hektar. Pada lahan ini kita akan melakukan pengembangannya bersama Badan Usaha Milik Nagari,” jelasnya.
Camat Siluat, Samwil mengatakan, pihaknya terus memberikan dorongan kepada semua wali nagari di kecamatan itu untuk berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dalam memanfaatkan potensi nagari agar memiliki nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
“Upaya ini ternyata telah diperlihatkan dan dibuktikan oleh Bhabinkamtibmas Nagari Sambungo, Bripka Rizki Abdul Hakim, melalui pengembangan budidaya nanas pada perkebunan kelapa sawit secara sela seluas 2 hektar,” katanya.
Dia mengatakan, potensi pengembangan budi daya nanas itu memang sangat besar di Nagari Sambungo tersebut. “Sekarang tinggal lagi keinginan dan kemauan masyarakat. Sebab untuk belajar bagaimana cara membudidayakan nanas itu, Bripka Rizki menyatakan siap sedia untuk mengajarkannya,” katanya.
Bripka Rizki menambahkan, jenis nanas yang dibudidayakan pada lahan gambut perkebunan kelapa sawit itu adalah jenis batu.
“Pada lahan seluas 1 hektar bisa ditanam sebanyak 5.000 batang nanas dengan modal Rp 9 juta. Ini tentu sangat menguntungkan, sebab setelah dipanen harga 1 kilogramnya terjual Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu per kilogram,” jelasnya.
Jika rata-rata 1 batang menghasilkan buah 2 kilogram saja, maka panen yang didapatkan bisa mencapai 10 ton. “Jika dikalikan dengan harga terendah Rp 3 ribu per kilogram, maka untuk satu kali panen dalam rentang waktu lima bulan kita akan mendapatkan hasil panen Rp 30 juta, dikurang modal Rp 9 juta, maka keuntungannya Rp 21 juta. Makanya saya mengajak petani sawit di nagari ini untuk mau melakukan budi daya nanas ini,” paparnya.
Untuk saat ini pasar nanas yang sudah dipanen baru sebatas lokal. “Baru bisa menjangkau pasar lokal. Sebab hasil panen kita masih terbatas. Jika masyarakat mau melakukan budi dayanya nanti, maka kita akan berupaya pula menjangkau pasar luar daerah. Sebab permintaan konsumen untuk jenis buah ini cukup bagus di pasaran,” tukasnya.
Komentar Via Facebook :