https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Sawit Diminta Bantu Capai Swasembada Jagung

Petani Sawit Diminta Bantu Capai Swasembada Jagung

Tumpang sari jagung di kebun sawit. foto: pkt-group.com


Bengkulu, elaeis.co - Petani sawit diminta menerapkan pola tumpang sari jagung di kebun sawit. Hasil panen jagung tak kalah menggiurkan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan mengatakan, petani kelapa sawit banyak yang tidak mengetahui kalau menanam jagung di kebun kelapa sawit bisa menambah pendapatan mereka.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh pihaknya kepada petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Selatan, mereka bisa mengantongi keuntungan bersih setiap 95 hari sekali sebesar Rp 13,5 juta dari jagung.

"Tidak dilarang menanam tanaman hortikultura di sela sawit. Jadi, lebih bagus menanam sawit sekaligus jagung, untungnya semakin besar," kata Ricky, kemarin.

Ia mengaku, masih sedikit petani kelapa sawit di Bengkulu yang melakukan integrasi tanaman kelapa sawit dengan jagung. Padahal pemerintah provinsi Bengkulu sudah memberikan dukungan terhadap hal tersebut demi mewujudkan swasembada jagung di daerah tersebut.

"Makanya kita akan terus mendorong hal itu agar bisa dilakukan oleh semua petani kelapa sawit di Bengkulu," sebutnya.

Tahun ini Pemprov Bengkulu telah memberikan bantuan bibit jagung kepada sejumlah petani di kabupaten/kota di Bengkulu. Tujuan dari pemberian bantuan bibit jagung tersebut adalah untuk meningkatkan produksi jagung di daerah. 

"Kita sudah targetkan produksi jagung di Bengkulu pada tahun ini bisa di atas 60 ribu ton," ujarnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, petani kelapa sawit di Bengkulu yang pohon kelapa sawitnya belum besar bisa mengintegrasikannya dengan jagung. Dengan begitu, produksi jagung di Bengkulu bisa diatas target yang ditetapkan.

"Integrasi ini penting, karena ini demi mendukung swasembada jagung juga," tuturnya.

Ia mengatakan, dengan terwujudnya swasembada jagung, maka kebutuhan pangan di daerah tetap aman. Lebih lagi, kebutuhan jagung saat ini cukup tinggi baik itu untuk industri pakan maupun industri pangan.

"Kita berharap kebutuhan pangan kita terpenuhi, karena bagaimanapun tujuan dari swasembada adalah ketersediaan pangan di dalam negeri. Sehingga mencegah terjadinya impor dari luar negeri," tutupnya.
 

Komentar Via Facebook :