https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Sawit Diminta Ikut Jaga Eksistensi Hutan Lindung

Petani Sawit Diminta Ikut Jaga Eksistensi Hutan Lindung

Petugas KLHK dan Polda Bengkulu mengamankan lokasi Kawasan Wisata Alam Seblat Bengkulu yamg dirambah untuk dijadikan kebun sawit. foto: Gakkum KLHK


Bengkulu, elaeis.co - Petani di Bengkulu diminta untuk tidak merambah hutan lindung dan mengubahnya menjadi perkebunan kelapa sawit.

Direktur Walhi Bengkulu, Abdullah Ibrahim Ritonga mengatakan, banyak petani kelapa sawit yang kadang tidak peduli dengan keberadaan hutan lindung. Padahal selain sebagai daerah resapan air, keberadaan hutan juga bisa mencegah terjadinya perubahan iklim.

"Petani kelapa sawit di Bengkulu banyak yang tidak tahu fungsi dari hutan lindung, mereka hanya tahunya punya lahan kebun yang luas dan tidak pernah berpikir lahan yang ditanami itu untuk kawasan konservasi atau bukan," kata Ibrahim, kemarin.

Ia mengaku, ada ribuan hektar kawasan hutan lindung diubah menjadi perkebunan kelapa sawit di Bengkulu. Jika hal itu terus terjadi maka dampaknya bukan hanya kerusakan hutan, tetapi perubahan iklim menjadi ekstrim.

"Perubahan iklim tidak hanya berisiko terhadap masyarakat, tetapi juga tanaman perkebunan," ujarnya.

Ia mengatakan, tanaman perkebunan akan sulit berproduksi jika kondisi iklim sudah ekstrim. Salah satu iklim ekstrim yakni terjadinya kekeringan dalam jangka waktu yang lama dan ini akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan kelapa sawit. Kasus kekurangan air pada stadium I atau nilai defisit air 200-300 mm/tahun akan menyebabkan pengurangan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 21-32%.

"Angka itu bukan asumsi, tapi berdasarkan analisis yang sudah dilakukan di beberapa perkebunan kelapa sawit yang mengalami kekeringan," jelasnya.

Untuk mencegah terjadinya kasus iklim ekstrim, pihaknya meminta kepada petani kelapa sawit agar tidak membuka kawasan hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Sebab membuka hutan sama saja membunuh seluruh manusia yang ada di bumi.

"Hutan itu sebagai pelindung manusia, kalau itu habis maka manusia akan menghadapi bencana alam, kelaparan, hingga kematian," tutupnya.
 

Komentar Via Facebook :