Berita / Sumatera /
Petani Sawit Harus Hindari Rentenir Berkedok Koperasi, ini Cirinya
Bengkulu, elaeis.co - Rentenir berkedok koperasi masih berkeliaran di Bengkulu. Para petani sawit di pelosok menjadi sasaran empuk. Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mengambil tindakan tegas karena ternyata masih banyak petani sawit terjebak rentenir.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu, Erdiwan mengatakan, jika pihaknya menemukan ada koperasi di daerah yang menjalankan usaha peminjaman uang berbunga tinggi, maka izinnya akan dicabut. "Kami tidak segan-segan, kalau menjalankan usaha yang tidak sesuai, izinnya akan kami cabut," katanya, Selasa (25/7).
Ia mengatakan, saat ini pemerintah memberi kemudahan bagi petani sawit mendapatkan akses keuangan antara lain melalui kredit usaha rakyat (KUR) dan pembiayaan ultra mikro (UMi). Selain itu terdapat asuransi pertanian dan peternakan bagi petani dan peternak.
"Di lingkungan kita, di sekitar kita banyak sekali petani sawit yang pinjam ke rentenir berkedok koperasi karena mudah, tapi sangat mencekik leher. Oleh sebab itu kita ingin menawarkan kepada petani sawit program-program kredit alternatif dengan bunga ringan di lembaga yang resmi seperti perbankan," ujarnya.
"Kalau butuh modal, saat ini banyak bank menyediakan pinjaman dengan bunga yang rendah dan tanpa agunan serta prosesnya cepat. Jadi, bukan zamannya lagi pinjam ke rentenir," tambahnya.
Menurutnya, petani sawit bisa dengan mudah menilai apakah lembaga pembiayaan yang menawarkan pinjaman berkedok rentenir atau tidak. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya bunga yang dipatok. "Kalau bunga per bulan lebih dari 20 persen, rentenir tuh. Jadi, jangan sampai terjebak, tiba-tiba di akhir bulan harus bayar bunga selangit," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, Tito Adji mengaku, pihaknya telah menyiapkan tiga model kredit untuk memberantas aksi rentenir. Yakni kredit dengan proses cepat, kredit berbiaya rendah, dan kredit dengan proses cepat dan berbiaya rendah. "Kenapa harus cepat dan rendah? Karena mau melawan rentenir. Ini akan kita dorong terus replikasinya di tempat lain," sebutnya.
Program tersebut terus disosialisasikan agar petani sawit dan warga lain terutama di pedesaan berhenti total meminjam uang dari rentenir. "Kami berharap jumlah debitur kredit cepat dan murah itu dapat tumbuh rata-rata 10 persen per tahunnya. Dengan begitu, akan makin banyak petani sawit yang tersambung dengan perbankan atau lembaga pembiayaan formal lainnya dan lepas dari jebakan pinjaman dengan bunga selangit," tutupnya.
Komentar Via Facebook :