Berita / Komoditi /
Petani Sawit Jangan Boros, Khawatirnya Bunuh Diri saat Harga Anjlok
Pekanbaru, elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit saat ini tengah berada di puncaknya. Bahkan harga yang ditetapkan oleh Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau minggu ini mencapai Rp4.183,51 per kilogram.
Para petani sawit diminta agar tidak bersifat boros. Apalagi jika petani membelanjakan hasil sawitnya untuk hal yang tidak berguna.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Disbun Riau, Defris Hatmaja mengungkapkan, naiknya harga sawit ini tidak terlepas dari kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO).
"Kita minta, saat harga sawit bagus sekarang ini, petani harus pandai memanfaatkannya. Jangan terlalu boros, jangan terlena. Jangan lah beli-beli barang yang sifatnya konsumtif, kata Defris kepada elaeis.co, Rabu (9/3).
Defris menyebutkan, kebijakan DMO dan DPO ini kan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan minyak nabati khususnya dari sawit di dunia secara umum. Sehingga berpengaruh pada harga.
Namun, tingginya harga sawit saat ini, dikhawatirkan kegembiraan masyarakat, terutama para petani tidak terkontrol.
"Yang kita khawatirkan, kawan-kawan pekebun ini euforianya berlebihan karena harga tinggi. Karena pasti akan berdampak buruk ketika harga sudah kembali normal jika saat ini euforia para pekebun ini berlebihan," ujarnya.
Dia juga mengimbau kepada para petani, untuk bisa memanfaatkan momen harga sawit yang tinggi saat ini dengan sebaik mungkin. Terutama untuk lebih mementingkan dalam peningkatan produktivitas kebun sawit mereka.
"Kita imbau juga kepada petani agar jangan terlalu euforia, karena pasti akan ada harga terkoreksi. Tidak mungkin harga ini naik terus, pasti ada titik jenuhnya nanti," imbau Defris.
"Jangan sampai kejadian 10 tahun terulang lagi, Samapi ada yang bunuh diri karena terkejut harga anjlok," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :