https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Petani Sawit Keluhkan Harga Elpiji Tabung 3 Kg Mencekik Leher

Petani Sawit Keluhkan Harga Elpiji Tabung 3 Kg Mencekik Leher

Gas elpiji tabung 3 kg. foto: ist.


Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, kelimpungan akibat harga elpiji subsidi tabung 3 kg melejit tak wajar.

Ahmad, seorang petani kelapa sawit di Mukomuko, mengatakan, saat ini harga elpiji 3 kg yang dijual di pasaran mencapai Rp 32 ribu per tabung, jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang seharusnya hanya Rp 22 ribu per tabung. Ini tentu menjadi beban berat bagi petani yang sebagian besar merupakan pengguna elpiji subsidi sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak maupun proses pengolahan kelapa sawit.

"Kami merasa sangat terbebani dengan harga elpiji subsidi yang melambung tinggi. Belum lagi harga pupuk dan bibit yang naik, pendapatan kami semakin menipis. Kami berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga elpiji 3 kg agar kami bisa tetap berproduksi tanpa harus menanggung beban yang berlebihan," katanya, Senin (24/7).

Siti, petani kelapa sawit lainnya, menyebutkan tersendatnya distribusi sebagai penyebab utama naiknya harga elpiji subsidi. "Susah dapatnya, distribusinya juga tidak lancar, sering kehabisan elpiji 3 kg tapi tak ada yang menjual," sebutnya.

Dia mendesak pemerintah tidak tinggal diam dan secepatnya berkolaborasi dengan Pertamina dan aparat penegak hukum guna mengatasi permasalahan ketersediaan elpiji bersubsidi.

"Kami berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib petani dan masyarakat di daerah ini. Jangan biarkan kami menjadi korban dari tingginya harga elpiji yang tidak terkendali. Pemerintah harus bekerja sama dengan pihak terkait untuk menemukan solusi yang tepat agar kebutuhan masyarakat akan energi dapat terpenuhi dengan harga yang wajar," tukasnya.

Menanggapi keluhan dari petani kelapa sawit dan masyarakat Kabupaten Mukomuko, Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi Bengkulu, Zahirman Aidi, meminta PT Pertamina untuk bertindak tegas terhadap pedagang yang menjual elpiji 3 kilogram di atas HET yang ditetapkan.

"Pertamina harus lebih aktif dalam mengawasi distribusi dan harga elpiji di daerah. Jangan biarkan spekulan mengambil kesempatan untuk mengambil keuntungan yang tidak wajar dari situasi ini. Kami mendesak Pertamina untuk menegakkan aturan dengan mengambil tindakan represif terhadap pedagang yang menjual elpiji subsidi di atas HET yang telah ditetapkan," tegasnya.

Sementara itu, Prof Ahmad Badawi Saluy, seorang ekonom di Bengkulu, menyarankan perlunya diadakan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan energi secara efisien dan hemat. Dengan demikian, diharapkan permintaan akan elpiji subsidi dapat dikelola dengan lebih baik sehingga tidak terjadi gejolak harga yang merugikan masyarakat.

"Selain itu, pemerintah juga perlu memperkuat infrastruktur distribusi energi, termasuk elpiji, agar pasokan dapat berjalan lancar dan harga tetap terkendali," sarannya.
 

Komentar Via Facebook :