Berita / Sumatera /
Petani Sawit Milenial Belum Gunakan Teknologi Digital, Pemda Diharapkan Gelar Pelatihan
Bengkulu, elaeis.co – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu merilis data terkait penggunaan teknologi digital di kalangan petani sawit milenial.
Dari total 96.639 petani sawit milenial berumur 19–39 tahun di Bengkulu, hanya 45.578 orang yang telah mengadopsi teknologi digital, sedangkan 51.061 orang lainnya masih belum terbiasa menggunakan teknologi digital.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal mengatakan, cukup banyak petani sawit milenial di Bengkulu yang belum menggunakan teknologi digital. Hal tersebut mencerminkan tantangan dalam menggerakkan sektor pertanian menuju era digital.
"Petani milenial yang sudah menggunakan teknologi digital hanya mencapai 45.578 orang, sementara 51.061 orang masih tertinggal," ujar Win, Rabu (13/12).
Menurut Win, petani sawit milenial yang adaptif terhadap teknologi digital melibatkan penggunaan alat dan mesin pertanian modern (alsintan), pemanfaatan internet, telepon pintar, teknologi informasi, hingga penggunaan drone dan kecerdasan buatan.
Meskipun begitu, sepertinya masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan teknologi di kalangan petani muda Bengkulu.
"Masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan teknologi di kalangan petani sawit muda Bengkulu," ujar Win.
Dalam upaya meningkatkan literasi teknologi di kalangan petani sawit milenial, Win berharap, pemerintah daerah setempat bersama dengan lembaga terkait harus meluncurkan program pelatihan.
Hal ini diharapkan dapat membantu petani milenial memahami manfaat teknologi digital dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
"Pemda harus meluncurkan program pelatihan ke petani milenial agar mereka bisa menggunakan teknologi digital," kata Win.
Masyarakat Bengkulu pun diharapkan turut serta dalam mendukung pemahaman teknologi di kalangan petani milenial.
Win menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan teknologi di sektor pertanian.
"Kami rasa perlu kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan teknologi di sektor pertanian, tanpa itu mustahil adopsi teknologi berjalan dengan baik di Bengkulu," tutupnya.
Sementara itu, salah satu petani sawit milenial di Kota Bengkulu, Zainal Arif (34) mengatakan, dirinya telah sukses setelah mengadopsi teknologi digital. Bahkan dengan teknologi mampu meningkatkan hasil panen dan efesiensi waktu.
"Dengan teknologi, saya bisa meningkatkan hasil panen dan efisiensi waktu. Ini membuat pertanian lebih menarik dan berpotensi memberikan kontribusi lebih besar pada perekonomian daerah," kata Arif.
Arif berharap, seluruh petani sawit milenial di Bengkulu bisa mengadopsi teknologi digital. Karena dengan teknologi ini mereka akan semakin mudah meraih kesuksesan.
"Harapannya, apa yang saya lakukan dapat menginspirasi rekan-rekan sesama petani milenial untuk lebih terbuka terhadap teknologi digital," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :